--> Skip to main content

Metode Ilmiah dan Keselamatan Kerja

Metode ilmiah atau dalam bahasa Inggris dikenal sebagai metode ilmiah adalah proses berpikir untuk menyelesaikan masalah secara sistematis, empiris, dan terkendali. Metode ilmiah berangkat dari masalah yang perlu ditemukan jawaban atau solusi. Proses pemikiran ilmiah dalam metode ilmiah tidak berangkat dari asumsi, atau kesimpulan, atau berdasarkan data atau fakta khusus. Proses berpikir untuk menyelesaikan masalah lebih didasarkan pada masalah nyata

Keselamatan kerja memang merupakan poin penting yang harus diperhatikan oleh setiap perusahaan. Semakin sedikit kecelakaan, semakin besar produksi yang dihasilkan. Sehingga produktivitas dapat semakin ditingkatkan tanpa ada hambatan yang dapat merugikan perusahaan.

Namun pada kenyataannya masih banyak perusahaan yang tidak memperhatikan hal ini dan cenderung melihatnya hanya dengan satu mata. Sangat disayangkan jika keselamatan kerja dikesampingkan. Dalam artikel ini penulis akan menjelaskan metode ilmiah dan keselamatan kerja serta tujuannya. Berikut ini adalah ulasan tentang metode ilmiah dan keselamatan kerja. Baca juga tentang simbol kimia.

Keselamatan kerja

Keselamatan sangat penting untuk melindungi pekerja dari hal-hal yang tidak mereka inginkan. Karena sekarang ada banyak pekerjaan keselamatan yang diterapkan untuk melindungi keselamatan pekerja.

Ada banyak aspek yang mencakup keselamatan kerja yang antara lain untuk mendukung pelaksanaan berbagai tugas pemerintah di bidang peningkatan standar hidup pekerja di perusahaan seperti perusahaan industri, pertanian, perkebunan, dan lain-lain.

Tujuan dalam menerapkan keselamatan kerja adalah:

Keselamatan Kerja memiliki tujuan untuk dapat melindungi kesehatan tenaga kerja untuk meningkatkan efisiensi pekerja dan merupakan langkah pencegahan terhadap kecelakaan di tempat kerja. Selain itu, tujuan keselamatan kerja juga untuk menjamin semua integritas dan kesempurnaan pekerja baik secara spiritual maupun fisik yang meliputi karya budaya untuk kesejahteraan masyarakat.

Sedangkan untuk standar Keselamatan Kerja, yang meliputi keberadaan pelindung tubuh seperti perlindungan tangan, mata, hidung, kaki dan telinga. Alat pengamanan listrik untuk pekerja terkait listrik yang tentunya cukup berbahaya. Selain itu, ada juga perlindungan ruangan seperti keberadaan sistem alarm dan pemadam kebakaran, sistem pencahayaan, hidran kebakaran, dan banyak lainnya.

Sebagian besar penelitian ilmiah dilakukan di laboratorium. Secara umum, laboratorium adalah bangunan di mana terdapat berbagai peralatan dan bahan untuk melakukan eksperimen ilmiah, melakukan penelitian, praktik pembelajaran, pengujian, atau kalibrasi alat-alat tertentu.

Biasanya, laboratorium dibedakan menurut bidang ilmiah yang diteliti sehingga mereka dikenal untuk laboratorium biologi, laboratorium fisika, dan laboratorium kimia.

Bekerja di laboratorium dengan nyaman akan memengaruhi kelancaran aktivitas kerja dan menghindari kecelakaan di tempat kerja. Kecelakaan kerja di laboratorium dapat terjadi karena kelalaian Anda atau orang lain yang bekerja di laboratorium. Artinya, semua pengguna laboratorium memainkan peran penting dalam menciptakan keselamatan di tempat kerja.

Kecelakaan di tempat kerja di laboratorium dapat menyebabkan kerugian material dan korban manusia. Kecelakaan kerja dapat menyebabkan korban mengalami cedera, cacat fisik, masalah kesehatan, trauma, dan bahkan mengancam jiwa. Semua kemungkinan ini dapat dicegah dengan memperhatikan pedoman keselamatan kerja di laboratorium.


Pengenalan bahan kimia sangat penting bagi semua orang yang bekerja di laboratorium, termasuk siswa. Menurut bentuknya, bahan kimia bisa berupa padatan, cairan, atau gas. Beberapa bahan kimia berbahaya bagi lingkungan, mudah terbakar, meledak, korosif, beracun, merusak organ, atau meracuni ikan, serangga, dan makhluk hidup lainnya.


Metode ilmiah

Untuk memulai metode ilmiah, maka masalahnya harus dirumuskan terlebih dahulu masalah apa yang sedang dihadapi dan solusinya sedang dicari. Perumusan masalah ini akan memandu proses selanjutnya. Dalam metode ilmiah, proses berpikir dilakukan secara sistematis secara bertahap, bukan zigzag. Berikut adalah 7 tahapan dalam melaksanakan metode ilmiah:

1. Menemukan dan Merumuskan Masalah

Langkah pertama dalam melakukan penelitian adalah menemukan masalah terakhir, masalah yang ditemukan dirumuskan dalam bentuk kalimat pertanyaan, ringkas, jelas, dan bermakna. Metode perumusan masalah dilakukan dengan mencari masalah terlebih dahulu kemudian merumuskannya. Dalam merumuskan masalah, beberapa variabel perlu dipertimbangkan. Variabel adalah faktor yang mempengaruhi masalah. Dalam metode ilmiah ada empat variabel:

  • Variabel bebas adalah variabel yang dipilih dan diukur oleh peneliti untuk menentukan keberadaan suatu hubungan dengan situasi atau peristiwa yang diteliti oleh peneliti. Variabel ini dapat mempengaruhi variabel lain.
  • Variabel dependen adalah hasil dari pengaruh variabel independen.
  • Variabel kontrol (terkontrol) adalah perlakuan yang sama di semua percobaan.
  • Variabel pengganggu yaitu variabel yang tidak diinginkan tetapi dapat mengganggu hasil penelitian.


2. Mengumpulkan Informasi atau Data

Pengumpulan informasi dilakukan dengan melakukan studi pustaka, membaca buku referensi, mewawancarai para ahli dan mencari data informasi dari hasil observasi. Informasi ini mungkin tidak sewenang-wenang dan dapat dibenarkan. Karena pada dasarnya itu berasal dari data terkait tanpa manipulasi. Baca juga tentang benda dan masalah biologis.

3. Menyusun Hipotesis atau Dugaan Sementara

Hipotesis adalah jawaban sementara untuk suatu masalah. Hipotesis dibagi menjadi dua jenis, yaitu hipotesis nol dan hipotesis kerja.

  • Hipotesis nol (hipotesis statistik) adalah domain sementara yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
  • Hipotesis kerja (hipotesis alternatif). Estimasi sementara yang menyatakan bahwa ada pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen.


4. Melakukan Eksperimen untuk Menguji Kebenaran Hipotesis

Tahap persiapan percobaan dengan menentukan alat dan bahan, mengatur metode kerja, menguraikan variabel, menentukan waktu percobaan dan menguji model eksperimen. Berikutnya adalah tahap perawatan eksperimental. Dalam percobaan ada dua kelompok, yaitu kelompok yang tidak diberi perlakuan (kelompok kontrol) dan kelompok yang diberi perlakuan (eksperimen). Baca juga manfaat biologi di berbagai bidang.

5. Memproses Hasil Eksperimen (Analisis Data)

Analisis data kuantitatif memerlukan perhitungan statistik. Hasil analisis kualitatif dan data kuantitatif kemudian digunakan untuk menjawab hipotesis yang telah diajukan dan sebagai dasar untuk menarik kesimpulan. Kesimpulan ini tentu akan sangat berguna. Baca juga tentang ruang lingkup biologi.

6. Buat Kesimpulan

Kesimpulan adalah jawaban aktual untuk hipotesis yang telah diajukan. Hipotesis diterima jika sesuai dengan hasil percobaan tetapi jika hipotesis tidak sesuai dengan hasil percobaan, hipotesis ditolak. Untuk alasan ini, data yang akurat dan non-manipulatif diperlukan dalam pembuatannya. Baca juga tentang cabang biologi.

7. Mengkomunikasikan Hasil Penelitian

Berkomunikasi dapat dilakukan dengan membuat laporan atau karya ilmiah lainnya. Dalam membuat laporan, harus sistematis, secara umum, laporan sistem berisi hal-hal sebagai berikut:

  • pendahuluan
  • Ulasan literatur
  • Hipotesis (jika perlu)
  • Metode penelitian
  • Hasil dan Diskusi
  • Kesimpulan dan rekomendasi
  • Bibliografi
  • Lampiran



Bahan kimia biasanya dikemas dengan baik dan pada setiap paket ada label dan simbol yang merupakan informasi standar yang diakui di seluruh dunia. Informasi ini menunjukkan sifat-sifat bahan kimia ini sehingga kami tahu cara menangani bahan kimia ini. Itulah penjelasan metode ilmiah dan keselamatan kerja, sekian banyak artikel kali ini, semoga bermanfaat dan selamat membaca.
Mungkin Anda Suka
Buka Komentar
Tutup Komentar