--> Skip to main content

9 Jenis Tanah Yang Cocok Untuk Pertanian

Tanah terdiri dari batuan organik yang terbentuk dari batuan pelapukan untuk waktu yang lama dan mineral. Ini memiliki kontribusi yang signifikan dalam siklus hidup yang terjadi di Bumi, karena tanah mengandung nutrisi yang merupakan sumber kehidupan bagi tanaman, sementara tanaman adalah bagian pertama dari rantai makanan. Meskipun umumnya tanaman tergantung pada tanah (karena sebagian besar nutrisi berasal dari tanah). Namun dari berbagai jenis tanah yang ada di sekitar kita, tidak semuanya cocok untuk digunakan sebagai media pertumbuhan bagi tanaman.

Tanah adalah bagian dari diskusi di cabang-cabang Biologi. Dalam bahasa Yunani, mereka menyebutnya pedon, dan solum dalam bahasa Latin. Tahukah Anda bahwa bagian terluas yang mengisi kerak bumi kita adalah tanah?

Empat unsur yang membentuk tanah, yaitu mineral, bahan organik, air dan udara, harus terkandung dalam tanah dengan jumlah standar tertentu. Dengan angka standar yang baik di setiap elemen, maka tanah bisa dikatakan tanah subur, atau tanah yang baik untuk tanaman. Yaitu terdiri dari 45% bahan mineral, 5% bahan organik, 25% udara dan 25% air. Setelah melihat kesuburan tanah berdasarkan empat unsur ini, mari kita lihat karakteristik tanah subur, dengan kriteria ketergantungan lainnya, yaitu:


  • Tanah mengandung banyak unsur organik.
  • PH tanah berkisar antara> 6 dan <8.
  • Tanah tidak mengeras setelah tanam.
  • Kelembaban tanah yang tinggi, bahkan di musim kemarau.
  • Tidak memiliki lapisan padas.
  • memiliki lapisan tanah lapisan atas yang tebal.
  • Tanah memiliki tekstur tanah liat.
  • Tanah yang kaya akan biota tanah.
  • Tanah dapat ditanam dengan berbagai tanaman.

Untuk membuatnya lebih mudah bagi Anda yang menyukai pertanian, kami akan membahas jenis tanah yang baik untuk tanaman.

Janis Jenis Tanah yang Baik Untuk Tanaman


1. Tanah regosol

Jenis-jenis tanah yang baik untuk tanaman, yang pertama adalah tanah regosol. Tanah ini berasal dari pelapukan material yang dilepaskan oleh letusan Gunung Merapi atau aktivitas Gunung Merapi (seperti Lapili, pasir, debu dan lava). Dari segi pertumbuhan, sebenarnya jenis tanah ini belum mengalami perkembangan yang sempurna. Karakteristik fisik tanah regosol, memiliki tekstur kasar, dengan Ph 6-7. Meskipun dikatakan subur, jenis tanah ini tidak dapat ditanami dengan tanaman apa pun. Ini memiliki sifat yang sulit untuk menahan air.

Tanaman yang tidak membutuhkan banyak air sangat cocok untuk ditanam di sini. Itulah sebabnya sebagian besar penduduk yang tinggal di daerah pegunungan meletus, mereka sering menanam jenis tanaman yang tidak membutuhkan banyak air.

2. Tanah Orgonosol

Mirip dengan tanah regosol, kita dapat menemukan tanah orgnosol di Indonesia. Pembentukan tanah orgonosol berasal dari pelapukan dan pembusukan bahan organik. Biasanya, tanah ini akan lebih mudah kita temukan di daerah rawa (daerah yang banyak mengandung air). Jadi jika mengandung banyak air, secara fisik tanah ini lebih lunak daripada tanah regosol.


  • Tanah Humus

Tanah lapisan atas adalah bagian dari jenis tanah orgonosol. Dari aspek kesuburan, tanah lapisan atas adalah tanah yang paling subur di antara jenis tanah orgonosol lainnya. Secara fisik, tanah ini memiliki warna hitam pekat, sebagai identitas bahwa ia memiliki kandungan nutrisi yang tinggi. Dalam dunia pertanian, biasanya jenis tanah ini banyak digunakan sebagai media tanam dalam budidaya padi.


Anda akan lebih mudah menemukan jenis tanah humus di Sumatra, Sulawesi, Kalimantan, dan sebagian Jawa. Jadi tidak mengherankan jika daerah-daerah ini adalah di antara produsen pertanian terbesar dibandingkan dengan Papua yang memiliki berbagai jenis tanah.


  • Gambut

Meskipun tanah gambut berasal dari induk yang sama dari tanah humus, yaitu tanah regosol, keduanya memiliki sifat yang sangat berbeda. Dari kandungan bahan organik yang ada, tanah gambut juga termasuk tanah yang memiliki banyak zat organik. Tetapi memiliki sifat asam. Kita tahu bahwa proses terjadinya hujan asam adalah peristiwa terburuk yang dapat merusak banyak hal di bumi, termasuk tanaman. Lalu bagaimana jika tanahnya asam?

Tanah yang mengandung asam memang tidak mudah tumbuh dengan berbagai bibit tanaman. Hingga saat ini, umumnya tanah gambut digunakan untuk menanam kelapa sawit. Seperti di Kalimantan dan Sumatra.

3. Tanah latosol

Jenis tanah yang baik untuk tanaman ketiga adalah tanah latosol. Tanah ini terbentuk dari aktivitas pelapukan batuan sedimen dan metamorf. Secara umum, kandungan nutrisi ini dari rendah hingga sedang. Namun kelebihan tanah dari tanah latosol, ternyata mampu menahan erosi karena struktur tanah bisa menyerap air dengan baik.

Kandungan bahan organik yang ia miliki berkisar antara 3-9% tetapi biasanya sekitar 5%. Warna kecoklatan dengan Ph 4.5-6.5 adalah hal yang menarik. Dengan fitur warnatanah tersebut, Anda mungkin akan mudah untuk mencarinya. Tapi dengan Ph yang besar pada angka ini, Mengapa tanah ini tergolong suburban?

Ternyata tanah yang juga memiliki nama lain inceptisol ini, ia memang memiliki kandungan kimiawi yang kurang baik. Namun disinilah ia melengkapi jenis tanah di Indonesia, karena memang memang ada tanaman yang membutuhkan jenis tanahnya. Seperti yang ada di persawahan. Yakni padi, sayuran dan buah-buahan.

4. Tanah Alluvial

Tanah alluvial tergolong tanah yang muda, ia terbentuk dari bahan endapan yang halus pada aliran sungai. Oleh sebab itu, kita akan mudah melihat hilir sungai. Ph rendah yang dim Dimiliki (5.3-5.8) menjadi salah satu kelebihannya, karena memerlukan kemudahan petani untuk mencangkulnya. Pada umumnya, tanah alluvial memiliki warna kelabu dengan struktur lepas lepas.

Tidak ada angka kandungan tidak tanah alluvial yang menjadi ciri khasnya, karena tanah ini Dimensi yang berbeda. Tanah ini cocok untuk ditanami padi, palawija dan beberapa jenis rumput yang sengaja dibudidayakan (seperti rumput gajah untuk makan ternak). Daerah Sumatera, Jawa dan Papua adalah pemilik tanah jenis terbesar di Indonesia.

5. Tanah Podsolik Merah Kuning

Tanah ini disetujui disebut dengan PMK. Curah hujan yang tinggi dan yang rendah, akan berkemungkinan membentuk struktur tanah PMK. Berdasarkan namanya, tanah ini memang memiliki warna merah sampai kuning yang mengartikan kurang subur karena pencucian. Meskipun ia memiliki Ph rendah, ternyata tanah ini termasuk jenis tanah yang baik untuk tanaman pada persawahan (tanaman yang membutuhkan banyak udara).

6. Tanah Laterit

Tidak berbeda jauh dengan PMK, tanah laterit ini memiliki suhu yang lebih tinggi daripada PMK. Tanah ini diambil dari tanah subur dan kaya akan hara, namun hilang karena larut dibawa air hujan. Ia memiliki unsur hara yang sangat minim. Namun demikian, tanah di tadinya pinggiran kemudian berubah menjadi tidak subur yang diakibatkan curah hujan tinggi, namun demikian ia masih tergolong pinggiran karena sangan cocok untuk tanaman jambu mete dan kelapa. Kita akan banyak menjumpainya di Jawa, Kalimantan dan Sulawesi.

7. Tanah Litosol

Meskipun bukan bagian dari tanah regosol, namun tanah litosol ini masih bisa disetujui oleh ia masih saudara dengan tanah regosol. Karena satu sama-sama tergabung dalam ordo tanah entisol. Dihasilkan dari aktivitas gunung merapi. Namun litosol berstruktrur besar-besar dan isi tidak haranya rendah. Meski begitu tanah ini masih subur untuk ditanami palawija.


8. Tanah Rendzina

Nama yang cukup unik dan keren dibandingkan yang lain. Meski terbentuk dari tanah liat, batu kapur dan granit. Namun teksturnya lembut dan mampu mengikat udara. Tanah rendzina sedikit mengandung hara, dan memiliki Ph yang tinggi. Sangat cocok untuk ditanami palawija. Keberadaannya tersebar di Maluku, Papua, Aceh dan Sulawesi.

9. Tanah Meditaeran

Tanah ini mudah ditemukan di daerah yang beriklim lembab. Ia terbentuk dari ikan berkapur yang mengandung banyak karbonat. Ternyata tanah mediteran memiliki banyak kandungan air, Al, Fe dan bahan organik lainnya. Cocok tanah ini cocok untuk dipersawahan. Keberadaannya tersebar di Jawa, Sulawesi, Sumatra dan Nusa Tenggara.

Itu tadi sembilan jeni-jenis tanah yang baik untuk tumbuh-tumbuhan. Beragamnya macam tumbuhan, jenis-jenis tumbuhan alami, kebutuhan tumbuh-tumbuhan dan lingkungan hidup yang tumbuh oleh tumbuhan, memungkinkan berbagai tanah untuk ditanami dengan tanaman yang berbeda-beda. Seperti di tanah lempung yang bagus untuk padi, ia tergolong suburban. Akan menjadi seperti tanah yang tidak subur jika kita tanami palawija yang tidak membutuhkan banyak udara.

Karena bukan hanya masalah atau akibat dari air yang mungkin terjadi, maka kelebihan dari air pada tanah dapat melibatkan kemungkinan terhadap tumbuhan tertentu yang tidak disukai tanah berair. Mengapa yang paling penting dalam memilih jenis tanah yang baik untuk tanaman, yang pertama harus kita pertimbangkan pengelompokan seperti apa jenis tanamannya, apakah dia suka udara atau tidak, dan lain-lain. Barulah kita carikan tanah yang cocok. Karena tidak semua tanah yang kita anggap pinggiran kota akan menyuburkan berbagai jenis tanaman.

Bagi tumbuh-tumbuhan, tempat budidaya sebagai tempat bekerjanya fungsi akar pada tumbuhan. Seperti untuk menopang, mencari makanan dan lain-lain. Pencemaran tanah, dampak sampah plastik, pencemaran udara, dan macam-macam pencemaran Lingkungan juga akan menimbulkan dampak yang buruk pada tumbuh-tumbuhan.

Karena selain tumbuhan butuh nutrisi, kita juga mengenal pernapasan pada tumbuhan. Untuk itu, kita
Mungkin Anda Suka
Buka Komentar
Tutup Komentar