--> Skip to main content

Pandangan Terhadap Negara Menurut Gereja di Indonesia

Pandangan Gereja di Indonesia Terhadap Negara Sebelum mempelajari bagaimana pandangan Gereja di Indonesia di negara ini sebagai prinsip politik gereja, adalah baik untuk melihat apa yang negara dimaksud dan apa yang dimaksudkan oleh gereja. Negara adalah suatu bentuk Asosiasi yang dibuat oleh manusia atau masyarakat tertentu sesuai dengan hukum cinta dalam Alkitab. Negera memiliki persyaratan tertentu, dan memiliki daerah tertentu, orang tertentu dan juga memiliki pemerintah. Gereja juga merupakan asosiasi pengikut Yesus Kristus, dalam Perjanjian Baru biasanya diterjemahkan sebagai  "Gereja " yang berarti  "Majelis ".

Gereja dan negara adalah dua lembaga pemerintah yang berada di tengah kehidupan manusia. Gereja dan negara memiliki peranan penting bagi umat manusia sesuai dengan sejarah Kekristenan. Pada dasarnya gereja dan negara memiliki fungsi dan tanggung jawabnya sendiri. Gereja terbentuk di tengah dunia. Keberadaan gereja berhubungan dengan dunia sekitarnya. Apa yang terjadi dalam masyarakat juga dapat mempengaruhi bagaimana kehidupan adalah dalam gereja, dan sebaliknya. Gereja memiliki pengaruh besar pada kehidupan masyarakat, begitu juga dengan kehadiran negara. Kali ini, oleh karena itu, artikel ini akan membahas bagaimana pandangan Gereja di Indonesia ke negara.

Sejarah hubungan Gereja dan Negara Republik Indonesia


Keberadaan hubungan gereja dan negara telah ada sejak jaman dahulu berkembang dari waktu ke masa, pembangunan gereja dari abad ke abad. Dari abad pertama, gereja dan negara sangat dipengaruhi oleh situasi politik. Pada masa ini akan dijelaskan hubungan antara gereja dan negara Indonesia yang dapat diteliti dan dipelihara dan menjadi tujuan hidup orang Kristen.

1. dalam bidang pembangunan

Dalam mengembangkan usaha pembangunan gereja untuk melihat perannya sesuai dengan upaya membangun mentalitas yang sehat, memotivasi para teonik, kuat dan mengena, dapat menumbuhkan sikap dedikasi dan memang keseriusan yang dapat melibatkan etika dalam hal pembangunan dan dapat menumbuhkan sikap optimis. Oleh karena itu, kepemimpinan gereja berharap kepada semua orang yang bersedia untuk melibatkan diri dan akan menjadi crtis konstruktif, jujur dalam menilai dan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah direncanakan untuk dapat merencanakan pembangunan dengan upaya dan cara-cara yang dapat melaksanakan manfaat mengajar berdoa untuk orang Kristen.

2. Memperjuangkan dan menegakan martabat manusia

Gereja dianggap berkewajiban untuk memperjuangkan dan menjunjung tinggi martabat manusia untuk menjadi pribadi yang bernilai bagi Allah. Sikap dan peranan yang dimiliki oleh Gereja dapat didasarkan sebagai motivasi manusia dan Kristen semata-mata. Oleh karena itu, gereja akan merasa kecewa dan khawatir ketika ada pelanggaran terhadap Haj-hak dasar dan hukum yang ada berdasarkan kemiskinan dan latar belakang banyak penderitaan manusia. Jika untuk pengembangan dan perlindungan nilai-nilai kemanusiaan, Gereja dapat memainkan peranan penting dan akan menahan diri dari tindakan konfrontatif dan menggunakan jalur-jalurnya itu sendiri yang memang tersedia untuk berusaha untuk memberikan kesaksian.

3. pendirian generasi penerus

Para pemimpin yang berada di gereja akan mengharapkan upaya para ahli dan orang di komunitas tertentu dari berbagai umat Katolik untuk dapat mengikuti perkembangan pembangunan yang tepat dengan keterampilan dan memanggil bahwa masing-masing mengambil. Untuk melakukan ini, itu hendaknya dianimasikan dengan Roh Injil dan memberikan teladan yang pantas akan kejujuran dan keadilan untuk diteladankan oleh generasi-Angkatan yang berhasil.

4. bisnis untuk kemandirian

Gereja akan mendukung semua upaya untuk kemandirian yang dapat menciptakan inisiatif dalam kehidupan masyarakat di semua bidang, dapat dalam bentuk budaya dan negara. Oleh karena itu, potensi, bakat, dan keterlibatan masyarakat untuk dapat berkembang sesuai dengan tujuan negara yang telah diatur oleh Republik Indonesia dalam Konstitusi pembukaan 1945. Dengan demikian, Gereja dapat mengendalikan prinsip anak perusahaan, sehingga segala sesuatu yang dilakukan dan dilakukan oleh warga sendiri atau oleh kelompok/unit/organisasi di tingkat yang lebih rendah, jangan diambil oleh pihak yang lebih tinggi dari posisinya. Dengan demikian bahaya etika di semua bidang yang dapat membahayakan dapat dicegah dan diberhentikan.

5. Bantuan tanpa membedakan
6. memupuk rasa toleransi

 "Dalam bidangnya masing-masing, negara dan gereja tidak bergantung pada satu sama lain, melainkan dengan mengatur diri mereka sendiri. Tapi pada dasarnya mereka berdua bertugas dengan melayani dalam berbagai aspek panggilan dalam individu serta menyebutkan sosial orang yang sama. Layanan akan diberikan dengan cara yang lebih efektif untuk kesejahteraan semua, jika negara dan Gereja dapat bekerja sama untuk meningkatkan kerjasama yang saling menguntungkan pasti akan lebih mudah untuk mengembangkan. Hal ini karena terbatas pada lingkup dunia, tetapi dalam sirkulasi sejarah manusia itu sepenuhnya mempraktekkan panggilan hidup kekal  "(GS 76).

Dengan demikian penjelasan mengenai pandangan Gereja di Indonesia kepada negara. Dengan demikian, dapat ditafsirkan bahwa peran orang Kristen dalam kehidupan manusia dan masyarakat dapat menjadi peran ganda. Menggunakan peran yang seimbang, orang Kristen dapat menjadi terang dan dapat melakukannya berdampingan antara gereja dan negara.
Mungkin Anda Suka
Buka Komentar
Tutup Komentar