--> Skip to main content

Tokoh Alkitab Perjanjian Baru yang menjadi Teladan

tokoh alkitab perjanjian baru yang menjadi teladan. Musa adalah seorang tokoh Alkitab yang juga seorang nabi Allah yang lahir di Mesir. Pada saat itu orang Israel hidup di Mesir sebagai negara migran sejak zaman Nabi Joseph. Musa adalah nabi terbesar dalam sejarah kehidupan Israel. Dia dipercaya oleh Tuhan untuk memimpin bangsa Israel keluar dari tanah Mesir, menuju tanah yang Tuhan janjikan kepada orang Israel.

Dia juga dipercaya oleh Tuhan untuk menerima Hukum Tuhan di Gunung Sinai. Dengan kepemimpinannya, Musa mampu mengatasi berbagai pemberontakan dari sesama orang Israel dan para pemimpin lainnya ketika berada di hutan belantara, ia juga tetap setia untuk mengikuti perintah Tuhan, sampai ia berhasil membawa orang Israel keluar dari Mesir. Selanjutnya, kita akan menjelaskan contoh Musa dalam Alkitab.

1. Memiliki Jiwa Bapa

Musa memiliki jiwa kebapaan yang sangat melekat dalam dirinya. Ia membela dan mengayomi orang-orang yang berada di bawahnya, bersedia mendengar keluh kesah umat Israel sepanjang hari. Ia bertanggung jawab dalam memberikan pengayoman, memimpin bangsa Israel, selakipun bangsa Israel melakukan kesalahan, bersungut-sungut dan tegar tengkuk di hadapan Allah Tritunggal. Ia memberi rasa aman pada umat Israel yang dipimpinnya. Dalam Keluaran 32: 11-14 bahkan diceritakan bagaimana Musa membela dan mencoba melunakkan hati Tuhan, demi menghindarkan murka Allah pada bangsa Israel.


2. Mengharapkan Upah Masa Depan

Dalam Ibrani 11:26 dikatakan bahwa Musa menganggap Kristus lebih bernilai, sebab ia memandang upah masa depan. Sama seperti yang dikatakan Rasul Paulus dalam 2 Korintus 4: 18, bahwa mereka tidak memperhatikan yang kelihatan yang sifatnya sementara, namun memperhatikan hal yang tak kelihatan yang sifatnya kekal yaitu janji Tuhan bagi orang percaya. Sebab diam bersama Kristus jauh lebih baik (1 Kor 15: 19).

3. Menganggap Kristus Lebih Bernilai

Seperti disebutkan sebelumnya, Musa menolak disebut anak dari putri Firaun (Ibrani 11: 24-25) dan lebih memilih hidup menderita bersama sesama bangsa Israel. Musa juga menganggap penghianaan karena Kristus lebih bernilai dibandingkan dengan harta Mesir (Ibrani 11:26). Tinggal bersama Kristus merupakan tujuan hidup orang Kristen.

4. Menjauhi Dosa

Manusia, terutama yang lemah dalam sisi rohani seringkali begitu mudah jatuh dalam dosa. Mereka menikmati kesenangan dalam dosa. Namun Musa berbeda, ia tidak menikmati kesenangan dalam dosa. Dalam Ibrani 11: 25 disebutkan juga bahwa Musa menolak disebut sebagai anak putri Firaun, ia lebih suka menderita sengsara bersama umat Allah dibandingkan menikmati kesenangan sementara dari dosa.

5. Pendoa

Musa mengandalkan Tuhan dalam kehidupannya, dalam setiap perkara yang dihadapinya. Dia menjadikan doa sebagai gaya hidupnya, sehingga tak ada perkara yang mustahil, sebab Allah sendiri yang membimbing Musa dalam setiap keputusan yang diambilnya (baca: cara berdoa yang benar). Dengan begitu Musa mampu memimpin umat Israel selama 40 tahun di padang gurun, sebelum akhirnya umat Israel memasuki tanah perjanjian.

6 Pemazmur

Musa selalu bermazmur kepada Tuhan. Nyanyiannya dimuat dalam kitab Mazmur 90, serta dalam Wahyu 15:3. Nyanyian dalam Wahyu 15:3 dinyanyikan sebagai nyanyian kemenangan.

7. Rendah Hati

Dikatakan dalam Keluaran 3:10-11, ketika Allah mengutus Musa untuk membawa bangsa Israel keluar dari Mesir, Musa berkata siapakan ia, sehingga ia yang akan menghadap Firaun dan membawa Israel keluar dari Mesir. Musa menunjukkan kerendahan hati. Ia tidak bermegah atau merasa diri penting karna Allah sendiri secara langsung mengutusnya untuk memimpin umat Israel. Musa bahkan merasa diri tidak layak, meskipun sebenarnya ia juga adalah anak angkat putri Firaun.

8. Setia

Dalam Bilangan 12: 7, Allah menyatakan bahwa Musa adalah seorang yang setia dalam segenap rumah-Nya. Setia merupakan salah satu karakter Kristus. Kesetiaan Musa terlihat jelas saat ia senantiasa tunduk terhadap otoritas Allah ketika memimpin bangsa Israel di padang gurun. Musa selalu mengandalkan Tuhan dan lebih mendengarkan Tuhan dari pada bangsa Israel yang bersungut-sungut kepadanya.

9. Lemah Lembut

Dalam Bilangan 12: 3 dikatakan bahwa Musa adalah seorang yang sangat lembut hatinya, bahkan melebihi setiap manusia di atas muka bumi. Dalam bahasa Ibrani, kata lembut hati adalah ‘aniyaw’ yang berarti lembut hati, kesabaran, dan kehalusan. Musa memiliki sikap lemah lembut, toleran, sederhana, sabar, menyenangkan hati Tuhan dan sesama. Kelemah lembutan Musa membuatnya senantiasa tunduk terhadap otoritas Allah, dan mengandalkan Tuhan dalam segala hal.

Sikap lemah lembut bukan berarti lemah, dan mudah berubah atau dipengaruhi. Lemah lembut juga bukan berarti tidak memiliki inisiatif, atau merasa takut. Bersikap lemah lembut berarti memiliki prinsip namun bijaksana dan selalu bersikap positif dalam menghadapi karakter yang berbeda. Dengan sifatnya yang lemah lembut tersebutlah Musa mampu memimpin bangsa Israel yang gemar bersungut-sungut dan terkenal tegar tengkuk. Ketika bangsa Israel menggerutu kepada Allah dan melampiaskannya kepada Musa, Musa hanya diam. Tuhanlah yang akhirnya tampil membela Musa, dengan mendatangkan hukuman bagi orang-orang yang mengganggunya.

Ini adalah artikel tentang teladan Musa dalam Alkitab. Beberapa karakteristik Musa yang dapat kita tiru, dalam menjalani hidupnya sebagai nabi Allah yang membawa bangsa Israel keluar dari Mesir dan memimpin mereka selama 40 tahun di hutan belantara, antara lain: lemah lembut, setia, rendah hati, pemazmur, berdoa, jauh dari dosa, menganggap Kristus lebih berharga, mengharapkan upah di masa depan, dan memiliki jiwa seorang ayah. Semoga dengan membaca artikel ini kita dapat lebih memahami karakter Kristen yang sejati. Semoga bermanfaat!
Mungkin Anda Suka
Buka Komentar
Tutup Komentar