--> Skip to main content

Maksud Dan Makna Jumat Agung Bagi umat Kristen

Maksud Dan Makna Jumat Agung Bagi umat katolik. Tidak sedikit orang Kristen yang tidak mengerti arti hari Jumat Agung, kebanyakan orang Kristen hanya memperhatikan Paskah sebagai Hari Raya dan bahkan menganggap Jumat Agung sebagai Paskah. Faktanya, keduanya memiliki acara dan arti yang berbeda. Paskah memang tidak salah jika dianggap hari yang sangat istimewa karena hari ini adalah hari kemenangan dan merupakan salah satu faktor yang mendasari iman Kristen. Paskah mengingatkan kita bahwa Yesus pernah mengalahkan maut dan membuktikan bahwa Ia adalah Anak Allah. Agar kita bisa menaruh iman kepada-Nya.

Jumat Agung adalah hari penting dalam kalender gerejawi, yang merupakan salah satu hari Trial Kudus. Hari Trisuci sendiri terdiri dari Rabu Abu, Kamis Putih, dan Jumat Agung. Tiga hari ini adalah hari-hari penting sebelum Paskah.

Karena itu, Paulus juga mengatakan bahwa jika Yesus tidak bangkit, maka ajaran yang ia sampaikan tidak berguna, karena jika Yesus belum dibangkitkan, orang-orang tidak memiliki jaminan keselamatan. Namun kenyataannya, Yesus bangkit sehingga siapa pun yang percaya kepada-Nya akan bangkit bersama dengan Yesus dan mendapatkan hidup yang kekal.



Peringatan Jumat Agung

Namun, pernahkah kita mempertimbangkan apa yang Yesus lewati sampai titik itu? Apa yang harus Dia lakukan agar manusia dapat percaya bahwa Ia adalah Anak Allah? Dia harus berkorban dan melalui berbagai penderitaan. Sampai puncaknya, Dia disalibkan pada masa pemerintahan Pilatus karena orang-orang menuntut pemerintah untuk menghukum dan menyalibkan Tuhan Yesus.

Ketika kita mengingat bagaimana Yesus disiksa, dihina, dan diadili, mungkin emosi kita akan terangsang dan kita akan merasa sedih. Namun, itu sebenarnya bukan pesan utama dalam penyaliban Yesus. Secara alami, jika kita sedih, akan lebih baik jika emosi bukan hanya perasaan sementara, tetapi bisa menjadi titik awal untuk perubahan yang lebih baik.

Ketika kita memperingati Jumat Agung, itu tidak terbatas pada peringatan kesedihan yang kita lakukan, tetapi diharapkan bahwa kita akan dapat melihat kematian Yesus dari sisi lain yang maknanya jauh lebih besar. Oleh karena itu, kita perlu tahu apa arti pesan dan makna Jumat Agung, apakah itu hanya peringatan kematian Yesus atau memiliki makna mendalam yang diharapkan akan sampai pada pemahaman kita. Dan dalam artikel ini, kami akan membantu Anda untuk lebih memahami Jumat Agung, sebagai berikut:

1. Penderitaan bukanlah akhir
Kita mungkin sering mendengar kata-kata yang setiap orang memiliki salibnya sendiri untuk dipikul. Dan percayalah, itu benar. Salib di sini berarti beban atau penderitaan. Bahkan, Tuhan Yesus berkata bahwa siapa saja yang ingin mengikuti Dia, maka orang itu harus mau memikul salibnya.

Menjadi seorang Kristen tidak menjanjikan bahwa kita akan hidup dengan nyaman dan damai. Mungkin jika Roh Kudus menyertai kita setiap hari, kita akan merasakan kedamaian dan sukacita. Namun, masih ada tantangan hidup. Sekarang, di sini tergantung pada bagaimana kita memandang beban yang mengorbankan kita, sebagai tantangan atau penderitaan.

Memang benar bahwa salib Yesus menunjukkan bahwa kehidupan ini tidak akan selalu berjalan dengan lancar. Namun, apakah ini akan menghancurkan semangat hidup kita? Jika kita jatuh ke dalam perasaan itu, ada baiknya kita tinggal dan merenungkan diri kita sendiri. Ubah pola pikir bahwa tujuan hidup bukan hanya untuk bahagia. Ada hal-hal besar yang harus kita capai. Dan kita akan merasakan sukacita besar ketika kita mencapai tujuan kita.

Kebahagiaan datang dan pergi, jadi jangan bergantung pada harapan dan antusiasme kita hanya pada kebahagiaan. Jika itu yang kita lakukan, kita akan menjadi orang yang dikendalikan oleh suasana hati dan sulit untuk konsisten dengan apa yang kita lakukan. Sebaliknya, fokuslah pada tujuan.

Dengan cara ini, secara langsung Tuhan akan menempa kita menjadi kuat dan tangguh. Seperti berlian yang harus diasah berkali-kali menjadi batu yang indah dan mahal. Tidak mudah untuk terus berjalan ketika atmosfer kehidupan tidak memungkinkan. Sekarang, di sini kita perlu merenungkan penyaliban Yesus Kristus. Dia disiksa dan disalibkan, tetapi Dia bangkit pada hari ketiga dan menjadi pemenang. Akankah kita menjadi seperti dia? Ikuti jejak-Nya. Taruh harapan kita di salib-Nya. Percayalah bahwa sesuatu yang indah akan datang tepat pada waktunya.

2. Pengampunan
Penyaliban Yesus Kristus adalah bukti kasih Allah bagi manusia. Di dalam Alkitab dikatakan bahwa Allah rela mengorbankan Anak-Nya yang tunggal karena kasih-Nya sangat besar bagi manusia. Dan ini dilakukan karena Dia tahu bahwa manusia tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri, jadi harus ada Penebus yang kudus untuk dikorbankan. Sejak awal, Tuhan rindu untuk mengampuni dosa-dosa kita.

Bahkan ketika Yesus ada di dunia, Dia menunjukkan melalui sikap-Nya betapa pentingnya cinta. Selama hidupnya, dia selalu mencintai dan membantu orang lain. Bahkan ketika Dia menderita, Dia meminta kepada Allah Bapa untuk mengampuni orang-orang yang bersalah kepada-Nya. Ini karena Yesus tahu bahwa manusia sangat terbatas. Manusia memiliki banyak kelemahan yang dapat membuatnya mudah jatuh ke dalam dosa.

Namun, Yesus masih mengasihi musuh-musuh-Nya. Di sini Dia ingin menunjukkan kepada kita semua bahwa tidak ada gunanya kita menyembunyikan kebencian kepada orang lain. Manfaat apa yang kita dapatkan? Bahkan, kami sadar bahwa menyembunyikan kebencian muncul karena ego kita terlalu besar. Ingat bahwa Yesus hanya ingin merendahkan dirinya dan memilih untuk mengampuni. Membalas kejahatan dengan kejahatan tidak akan mengubah apapun, kejahatan lain akan muncul. Namun, jika kita membalas dengan cinta, maka kemungkinan besar orang lain akan berubah karena mereka merasakan cinta yang kita berikan.

Dan ini juga berhubungan dengan salah satu penglihatan orang Kristen, yaitu menyebarkan cinta dimanapun kita berada. Yakinlah bahwa cinta memiliki dampak besar pada seseorang yang menerimanya. Dengan menerima cinta, dia akan bisa menyebarkan cinta kepada orang lain. Tetapi, sebagai orang Kristen, di mana kita mendapatkan cinta sejati? Tentu saja dari Allah Bapa dan Yesus Kristus. Bahkan di Alkitab tertulis bahwa kita dapat mengasihi orang lain dengan tulus karena Allah pertama kali menyatakan kasih-Nya bagi kita.

Itulah sebabnya di gereja kami, kami selalu diingatkan dan diajarkan tentang cinta. Meskipun kita memiliki iman dan harapan, tetapi jika kita tidak memiliki cinta itu akan sia-sia. Kita diutus untuk menjadi berkat dan menyatakan Tuhan melalui diri kita sendiri. Bagaimana kita bisa melakukannya? Di dalam Alkitab dikatakan bahwa Tuhan adalah cinta. Dengan menyebarkan cinta, orang lain akan melihat Tuhan melalui kita.

3. Membangun mentalitas pemenang

Seseorang hanya akan dikatakan sebagai pemenang jika dia berhasil melewati tantangan atau ujian. Pemenang adalah mereka yang telah diuji dan akan naik ke tingkat berikutnya. Itu sebabnya hidup tidak selalu berjalan lancar. Kita perlu tantangan untuk membentuk kepribadian kita.

Coba bayangkan jika kita hidup tanpa masalah? Tentu saja hidup ini akan terasa hambar dan kita hanya akan menjadi orang biasa. Dengan masalah atau ujian, kita bisa belajar sesuatu. Bagaimana cara mengatasi dan menanggapi semua yang terjadi pada kita. Kami akan lebih bijaksana karena kami memiliki banyak pengalaman.

Jika kita menyadari bahwa tantangan akan membentuk kita menjadi lebih tangguh, maka kita tidak akan takut untuk mencoba hal-hal baru yang lebih menantang. Di sini mental kemenangan terbentuk. Seorang pemenang tahu tujuannya. Dan dia hidup untuk mencapai tujuan itu. Dia percaya diri dan percaya bahwa semua rasa sakit akan menempa itu. Dan dia tahu bahwa dia akan merasakan sukacita yang luar biasa jika dia berhasil melewati tantangan itu.

Setiap orang Kristen harus menjadikan Jumat Agung suatu kesempatan untuk memperbaiki dan menetapkan kembali tekad. Jadi, Jumat Agung bukan hanya peringatan, tetapi bisa menjadi awal pembaruan bagi orang Kristen. Jadikan Yesus contoh kita dan kita harus mencoba menjadi seperti Yesus. Ini tidak akan mudah dan memakan waktu lama. Namun, percayalah bahwa setiap upaya kami tidak akan berakhir sia-sia.

Mungkin kita tidak akan melihat hasilnya dalam waktu dekat, tetapi jika kita setia dan terus berharap, kita akan terkejut suatu hari nanti untuk melihat seberapa jauh perubahan kita. Dan jangan membuat ini menjadi beban, tetapi cintai setiap proses pertumbuhan kami. Karena hidup adalah sebuah proses. Karena jika kita tidak menikmatinya, kita tidak akan pernah merasa bahagia. Jangan takut gagal dan tetap bersyukur atas semua yang kita miliki. Tuhan tahu apa yang terbaik bagi anak-Nya dan percaya apa pun yang terjadi Dia tidak akan membiarkan kita jatuh ke tanah.

Begitu banyak artikel tentang arti hari Jumat Agung. Semoga artikel ini dapat bermanfaat dan memberikan wawasan spiritual yang lebih dalam kepada pembaca. Terima kasih.
Mungkin Anda Suka
Buka Komentar
Tutup Komentar