--> Skip to main content

Prosa Baru - Pengertian, Jenis-Jenis dan Contoh Prosa Baru

Jenis-Jenis Prosa Baru – Pengertian dan Contohnya – Prosa adalah salah satu bentuk karya sastra dari '30 an. Prosa adalah salah satu jenis karya sastra yang ditulis dengan menggunakan kalimat yang disusun bersama. Kalimat-kalimat diatur yang akan membentuk suatu kesatuan pikiran, yaitu paragraf, paragraf kemudian membentuk bab atau bagian, dan seterusnya. Mengacu pada gagasan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah 'prosa' didefinisikan sebagai esai gratis yang tidak terikat oleh aturan dalam puisi. Secara etimologis, kata 'prosa' diambil dari istilah Latin yang sama 'prosa' yang berarti 'terus terang'. Sebuah prosa biasanya digunakan untuk menggambarkan fakta atau ide atau untuk mengungkap imajinasi atau opini penulis secara tertulis.

Menurut bentuknya, prosa dibedakan menjadi dua jenis, yakni prosa lama dan prosa baru. Prosa lama merupakan jenis prosa yang belum terpengaruh sastra atau kebudayaan asing. Prosa lama awalnya disampaikan secara lisan karena pada awal kemunculannya belum dikenal bentuk tulisan. Sedangkan prosa baru merupakan jenis prosa yang telah terpengaruh sastra dari kebudayaan barat. Untuk lebih lengkapnya, dibawah ini akan dijabarkan tentang pengertian, jenis jenis prosa baru dan contohnya.

Pengertian Prosa Baru

Seperti disebutkan sebelumnya, prosa baru adalah prosa yang gaya tulisannya telah dipengaruhi oleh budaya budaya asing, terutama karya sastra barat. Awal prosa baru muncul karena asumsi dalam masyarakat jika prosa lama sudah tua dan kurang menarik. Aturan aturan yang ada dalam prosa baru juga tidak sebanyak dan menggemaskan dalam prosa lama. Prosa baru lebih terbuka pada kemampuan penulis untuk mengekspresikan imajinasi dan gagasannya secara lebih luas dan bebas.

Jenis-Jenis Prosa Baru

Secara umum, prosa baru dibedakan menjadi tujuh jenis. Jenis jenis prosa baru antara lain roman, novel, cerita pendek (cerpen), riwayat, kritis, resensi, dan esai.

1. Novel
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah 'novel' didefinisikan sebagai esai panjang dan menceritakan kisah kehidupan seseorang dengan orang-orang di sekitarnya dengan menyoroti sifat dan sifat masing-masing aktor. Istilah 'novel', secara etimologis berasal dari bahasa Italia, 'novella' yang berarti 'cerita atau sepotong cerita'. Konten novel lebih panjang dan kompleks daripada cerita pendek (cerita pendek). Umumnya novel berputar di sekitar pelaku dalam kehidupan sehari-hari dengan semua sifat, karakter, alam, dan peristiwa peristiwa di sekitarnya.

Beberapa ahli di bidang sastra telah menyatakan pendapatnya tentang gagasan novel. Salah satunya adalah Jakob Sumardjo, ia menyatakan pendapatnya jika novel itu adalah bentuk sastra yang sangat populer di dunia, bentuk sastra yang paling banyak beredar dan dicetak karena kekuatan komunitas sangat luas di masyarakat. Pakar lain, Paul Tukam, menyatakan pendapatnya jika novel adalah karya sastra dalam bentuk prosa dan memiliki unsur unsur intrinsik di dalamnya. Unsur unsur intrinsik dalam novel meliputi tema, karakter atau penokohan, alur cerita, latar belakang, sudut pandang, gaya bahasa, dan mandat. Elemen intrinsik ini nantinya akan membangun karya atau esai baru dari dalam yang akan mewujudkan struktur karya sastra.

Dalam perkembangannya, novel sering disamakan dengan romansa karena dianggap memiliki banyak kemiripan bila dilihat sekilas. Namun, roman dan novel adalah dua karya sastra yang berbeda. Menurut perngertian dalam sastra Jerman, di sini ada beberapa hal yang membedakan novel dari novel, yaitu

Roman adalah cerita yang diuraikan panjang lebar, menceritakan tokoh-tokoh karakter atau peristiwa peristiwa fiktif. Sedangkan novel adalah cerita yang menyajikan peristiwa dengan cerita panjang yang melebihi cerpen tetapi lebih pendek dari romantisme.

Novel ini ditulis dengan banyak penggunaan repetoar atau realitas eksternal dalam peristiwa sejarah

Contoh karya sastra dalam bentuk novel sangat banyak kita temui, yaitu novel populer di Indonesia yaitu seri 'Laskar Pelangi' oleh Andrea Hirata, karya penulis Tere Liye suka, 'Negeri Para Bedebah', 'Bulan', 'Sepucuk Ampao Merah', dan lainnya. Contoh novel yang diakui internasional termasuk seri 'Harry Potter' oleh J.K. Rowling, serial 'Twilight' karya Stephanie Mayer, dan banyak lagi.

2. Roman
Mengacu pada gagasan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah 'romansa' didefinisikan sebagai esai prosa yang menggambarkan tindakan para pelaku menurut karakter dan isi dari masing-masing jiwa, membawa lebih banyak karakter waktu daripada drama atau puisi. Matzkowski (1998) mengemukakan bahwa istilah 'romansa' diambil dari bahasa Prancis, 'romanz' yang penggunaannya mengacu pada semua karya sastra rakyat biasa. Istilah 'romansa' juga identik dengan selera; dari ungkapan Latin 'lingua romana' yang berarti karya sastra yang biasa.

Roman adalah karya sastra yang menceritakan kehidupan seseorang atau beberapa karakter, mulai dari kelahiran, kedewasaan, hingga keadaan kematiannya. Selain itu, romansa juga didefinisikan sebagai karya sastra yang menampilkan urutan peristiwa yang digabungkan bersama yang menggambarkan pengalaman pengalaman tokoh-tokoh dalam situasi kehidupan tertentu. Deskripsi pengalaman dapat menjadi gambaran pengalaman pengalaman baik di dalam maupun di dalam. Roma juga menggambarkan perjalanan karakter dan pengalaman yang lengkap dan kehidupan sosial dari sang karakter.

Goethe mengungkapkan jika romansa adalah karya sastra fiktif. Selanjutnya, Goethe berpendapat bahwa romantisme adalah karya sastra yang menggambarkan peristiwa yang mungkin terjadi dengan kondisi yang mustahil atau hampir tidak mungkin menjadi kenyataan. Goethe juga menunjukkan bahwa asmara bersifat subyektif karena penulis akan berusaha untuk menggambarkan dunia menurut pendapatnya sendiri dalam karya sastra. (Baca: jenis percintaan)

3. Cerita Pendek
Cerpen atau yang biasa disingkat menjadi cerita pendek adalah esai imajiner yang menceritakan peristiwa dan biasanya berpusat pada satu aktor. Jusuf Sjarif Badudu atau lebih dikenal sebagai J. S. Badudu, seorang ahli Indonesia, mendefinisikan cerita pendek sebagai cerita yang hanya mengarah dan berfokus pada satu peristiwa saja. Selain itu, Jakobus Sumarjo atau Jakob Sumarjo, seorang pengkaji budaya dan pelopr Filsafat Indonesia, mendefinisikan cerita pendek sebagai seni atau keterampilan untuk menyajikan cerita (keterampilan untuk menyajikan cerita), yang merupakan kesatuan bentuk utuh, kesatuan (berfokus) pada satu bagian atau hanya satu karakter), dan tidak ada bagian yang tidak perlu, tetapi juga ada terlalu banyak bagian. Makna bagian 'terlalu banyak' yang diungkapkan oleh Jakob Sumarjo adalah bagian dari cerita dari sisi karakter atau bagian dari 'ke-aku-an' yang merupakan pusat dari cerita yang akan dieksplorasi.

Gagasan lain tentang cerita pendek menurut Edgar Allan Poe, seorang penulis; editor; serta kritikus berbahasa Amerika, yang mendefinisikan cerita pendek sebagai cerita yang dibaca dalam satu waktu, sekitar 30 menit hingga dua jam, atau masalah waktu ketika membacanya tidak mungkin untuk menyelesaikan sebuah novel. Sementara itu, menurut Hans Bague Jassin atau H. B. Jassin, seorang penulis; editor; serta kritik sastra Indonesia, mendefinisikan cerita pendek sebagai kisah singka yang harus memiliki bagian paling penting dari perkenalan, perselisihan, dan solusi. Beberapa contoh cerita pendek termasuk 'Remembering Spoon and Straw' oleh Dewi "Dee" Lestari, 'My Last Love' oleh Agnes Davonar, Ernest Hemingwang's 'Old Man and the Sea', 'On A Ship' oleh NH Dini, seta berbagai contoh cerita pendek lainnya. (Baca: berbagai cerita pendek)

4. Riwayat
Istilah 'sejarah' didefinisikan sebagai 'kisah yang diwariskan' atau 'sejarah' atau 'tambo' dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Sejarah dapat didefinisikan sebagai sebuah kisah yang berisi pengalaman pengalaman hidup seseorang yang diangkat dari kisah nyata orang tersebut sejak lahir hingga kematian. Secara umum, tokoh-tokoh yang menjadi fokus utama dalam sejarah adalah tokoh-tokoh terkenal atau tokoh-tokoh berpengaruh dalam komunitas dan menginspirasi. Sejarah dalam kehidupan sehari-hari lebih dikenal sebagai biografi atau otobiografi. Biografi adalah sejarah yang ditulis oleh orang lain yang menceritakan karakter tertentu. Sedangkan autobiografi adalah kisah tentang karakter yang ditulis oleh orang yang bersangkutan. Contoh sejarah yang terkenal adalah 'Soeharto Anak Desa' yang menceritakan kehidupan Presiden kedua Republik Indonesia, Bapak Soeharto; Ian Kershaw's 'Hitler' yang menceritakan tentang pemimpin Nazi selama perang dunia, Adolf Hitler; 'Chairul Tanjung Si Anak Singkong' oleh Tjahya Gunawan Diredja yang menceritakan tentang salah satu pengusaha sukses Indonesia yang memiliki Trans Corp, Chairil Tanjung; Dan seterusnya.

5. Esai
Mengacu pada definisi Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah 'esai' didefinisikan sebagai esai atau karya yang termasuk dalam prosa yang membahas masalah (ulasan) sekilas dari sudut pandang pribadi penulis. Hal yang sama juga disampaikan oleh ahli, Soetomo, yang mendefinisikan esai sebagai esai singkat berdasarkan perspektif seseorang dalam mengatasi masalah.

Berdasarkan dua definisi yang dijelaskan sebelumnya, kita dapat menyimpulkan jika esai sangat dipengaruhi oleh perspektif penulis dalam menilai suatu masalah, sehingga penulisan esai harus memiliki pendapat yang subjektif dan argumentatif. Meskipun subjektif, argumen argumen yang disampaikan dalam esai harus tetap logis, dipahami dengan baik, dan berdasarkan teori teori atau data dan fakta di lapangan. Dengan begitu, esai bukan hanya tulisan atau imajinasi fiktif dari penulis saja.

Secara umum, esai memiliki kesamaan dengan editorial di surat kabar, yang memiliki tujuan untuk meyakinkan publik terhadap perspektif penulis tentang suatu masalah, atau dengan kata lain mengarah pada opini publik. Perbedaannya adalah bahwa editorial hanya ditulis oleh seorang pemimpin redaksi, sementara esai dapat ditulis oleh siapa saja. Salah satu contoh esai dapat ditemukan di pos di surat kabar. Selain itu, artikel penelitian juga merupakan salah satu contoh esai esai. (Baca: jenis esai)

6. Kritik
Secara umum, kritik adalah tulisan yang menilai baik atau buruk, berguna atau tidak, kelebihan atau kekurangan sesuatu, baik dalam bentuk karya seni dan sastra. Kritik akan membahas dan menilai berbagai elemen yang membentuk pekerjaan dan dikemas secara tertulis. Mengacu pada gagasan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah kritik didefinisikan sebagai kritik atau tanggapan, kadang-kadang disertai dengan deskripsi dan penilaian yang baik dari suatu karya, opini, dan sebagainya.

Dalam kritik yang disampaikan tentu tidak sembarangan. Ada beberapa tolok ukur atau yayasan yang harus kita pahami sebelum menyampaikan kritik, antara lain,

  • Pengalaman yang cukup dalam materi kritik.
  • Keilmuan serta pengetahuan yang relevan dengan karya atau suatu hal yang akan dikritik.
  • Penguasaan penerapan metode kritik yang tepat.
  • Penguasaan terhadap media kritik.


7. Resensi
Secara etimologis, istilah resensi berasal dari bahasa Latin, 'revidere; atau 'recensie' yang berarti menimbang, melihat ke belakang, atau menilai. Mengacu pada gagasan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah 'resensi' didefinisikan sebagai ulasan sebuah buku. Namun, dalam perkembangannya, resensi tidak hanya terbatas pada buku saja, tetapi juga menyebar pada karya lain, seperti konten majalah, novel, drama, film, dan sebagainya. Berdasarkan definisi di atas, peninjau tidak jauh berbeda dengan kritik, yaitu tindakan dalam bentuk penilaian, diskusi, kritik terhadap suatu karya.

Apa yang membedakan peninjau dengan kritik adalah bahwa selain menilai kebaikan suatu karya, pengkaji juga menceritakan apa yang ada atau merupakan inti dari pekerjaan. Peninjau memiliki beberapa tujuan, di antaranya adalah untuk memberikan informasi yang luas dan lengkap kepada pembaca atau publik tentang isi karya yang diresensi (buku, film dan sebagainya). Selain itu, penulisan resensi buku juga bertujuan mengajak pembaca atau komunitas untuk berdiskusi dan berpikir lebih jauh tentang isu-isu yang diangkat dalam karya-karya yang diresensi. Sebuah ulasan ditulis dengan tujuan memberikan pertimbangan kepada pembaca tentang apakah suatu karya layak untuk dibaca, dipublikasikan atau dilihat. Terakhir, reviewer memiliki tujuan memberikan jawaban atas pertanyaan dari publik ketika sebuah buku atau film pertama kali diterbitkan atau ditayangkan. Untuk itu, resensi biasanya disiarkan atau disebarluaskan melalui media berita yang ada atau melalui media sosial. Seseorang yang memberi resensi disebut resensor.

Demikian artikel tentang jenis jenis prosa baru – pengertian dan contohnya. Semoga bermanfaat.
Mungkin Anda Suka
Buka Komentar
Tutup Komentar