--> Skip to main content

Latar Belakang Perdana Menteri Koiso Memberi Janji Kemerdekaan kepada Bangsa Indonesia

P R O K L A M A S I

KAMI BANGSA INDONESIA DENGAN INI MENYATAKAN KEMERDEKAAN INDONESIA. HAL-HAL YANG MENGENAI PEMINDAHAN KEKUASAAN DAN LAIN-LAIN DISELENGGARAKAN DENGAN CARA SAKSAMA DAN DALAM TEMPO YANG SESINGKAT SINGKATNYA.

DJAKARTA, 17 AGUSTUS 1945
ATAS NAMA BANGSA INDONESIA.
SOEKARNO-HATTA.
Itulah naskah proklamasi yang  dibacakan pada hari Jumat, 17 Agustus 1945 tahun Masehi, atau tanggal 17 Agustus 2605 menurut tahun Jepang dan tanggal 8 Ramadan 1364 menurut Kalender Hijriah, oleh Ir. Soekarno dengan didampingi oleh Drs. Mohammad Hatta bertempat di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta Pusat. Sejak saat itulah Indonesia menjadi negara yang merdeka, negara yang bebas dari penjajahan yang mengikat. Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 ini merupakan titik atau tahapan tertinggi dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia.

Sejarah perjuangan Bangsa Indonesia amatlah panjang, ringkasan tonggak-tonggak sejarah perjuangan bangsa dapat dibaca pada Makna Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Berawal pada tanggal 1 Maret 1942 dimana Jepang mendaratkan pasukannya di tiga tempat yang berbeda yaitu Banten, Indramayu dan Bojonegoro yang tidak lain guna menguasai wilayah Indonesia. Dibawah pimpinan Jenderal Imamura Jepang melancarkan serangan terhadap Belanda yang berpusat di Batavia (Jakarta) yang akhirnya 7 hari kemudian atau pada tanggal 8 Maret 1942 Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang di Kalijati, Subang, Jawa Barat. Penyerahan dilakukan oleh Jenderal Teer Poorten kepada Jenderal Imamura. Sejak saat itu maka berakhirlah kekuasaan Belanda di Indonesia.

Di akhir perang Asia Pasifik, untuk menghadapi pasukan Jepang, Amerika Serikat dan sekutunya membentuk komando dengan nama ABDACOM, yaitu gabungan dari pasukan Amerika Serikat, British/Inggris, Dutch/Belanda, dan Australia Commond, dibawah pimpinan Jenderal Mac. Arthur-AS. Komando ini berhasil memukul mundur Jepang dalam pertempuran di laut pada tanggal 7-8 Mei 1942.

Sejak saat itu terjadi turning point atau titik balik. Satu per satu pangkalan perang Jepang di pulau-pulau antara Australia-Jepang dapat direbut kembali oleh sekutu. Keadaan ini semakin diperparah dengan jatuhnya Pulau Saipan pada gugusan pulau Mariane pada Juli 1944. Dengan jatuhnya Pulau Saipan ini ke tangan Sekutu, jarak Saipan-Tokyo dapat dicapai oleh pesawat pengebom B.29 USA yang menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima (6 Agustus 1945), dan di kota Nagasaki satu hari berikutnya. alhasil Jepangpun menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945.

Dan pada saat itulah perlawanan rakyat Indonesia di daerah semakin menyala. Sebelumnya pada tanggal 17 Juli 1944 Jenderal Hideki Tojo meletakkan jabatannya sebagai perdana menteri dan digantikan oleh Jenderal Kuniaki Koiso. Koiso mempunyai tugas berat memulihkan kewibawaan Jepang dimata bangsa-bangsa Asia. Oleh karena  itu dia menjanjikan kemerdekaan kepada sejumlah negara termasuk Indonesia. Janji itu disampaikan di depan sidang Teikoku Einkai (Parlemen Jepang) dengan tujuan agar rakyat Indonesia tidak mengadakan perlawanan terhadap Jepang.

Sejak diikrarkannya janji kemerdekaan tersebut, di kantor-kantor boleh dikibarkan Sang Merah Putih yang berdampingan dengan bendera Jepang (Hinomaru) serta diperbolehkan juga menggunakan bahasa Indonesia di kantor, sekolah dan media masa.

Sebagai realisasi dari janji kemerdekaan yang diucapkan Perdana Menteri Koiso, maka pemerintah Jepang dibawah pimpinan Letnan Jenderal Kumakici Harada pada tanggal 1 Maret 1945 mengumumkan pembentukan BPUPKI atau Dokuritsu Junbi Cosakai. Tidakan ini merupakan langkah nyata pertama Jepang bagi pelaksanaan janji Koiso.


Itulah latar belakang Perdana Menteri Koiso Memberi Janji Kemerdekaan kepada Bangsa Indonesia. Simak juga;
Sidang BPUPKI II (10-16 Juli 1945)
Susunan Keanggotaan dan Sidang BPUPKI I


Sumber Artikel: http://www.ipapedia.web.id/2016/05/latar-belakang-perdana-menteri-koiso-memberi-janji-kemerdekaan.html
Mungkin Anda Suka
Buka Komentar
Tutup Komentar