--> Skip to main content

Pengertian dan Peninggalan Hasil Kebudayaan Zaman Mesolitikum

Berikut ini adalah pembahasan tentang zaman mesolitikum yang meliputi pengertian Mesolithikum, pengertian zaman mesolitikum, pengertian zaman batu pertengahan, hasil kebudayaan zaman mesolitikum, hasil kebudayaan zaman batu pertengahan, alat alat manusia purba pada zaman batu, peninggalan zaman mesolitikum, kebudayaan kjokkenmoddinger.

Pengerian Zaman Batu Pertengahan (Mesolithikum)

Zaman batu pertengahan diperkirakan berlangsung kurang lebih 20.000 tahun silam. Pada zaman ini, kehidupan manusia tidak jauh berbeda dengan zaman batu tua, yaitu berburu, mengumpulkan makanan, dan menangkap ikan. Mereka juga sudah mulai hidup menetap di gua, tepi sungai, atau tepi pantai.
Mesolitikum atau Zaman Batu Madya (Bahasa Yunani: mesos "tengah", lithos batu) adalah suatu periode dalam perkembangan teknologi manusia, antara Paleolitik atau Zaman Batu Tua dan Neolitik atau Zaman Batu Muda.
Alat-alat perkakas yang digunakan pada masa Mesolithikum hampir sama dengan alat-alat pada zaman Palaeolithikum, hanya sudah sedikit dihaluskan.

Peninggalan Sejarah Zaman Mesolitikum

Peralatan yang dihasilkan pada zaman Mesolithikum, antara lain kapak Sumatra (pebble), sejenis kapak genggam yang dibuat dari batu kali yang salah satu sisinya masih alami; kapak pendek (hache courte), sejenis kapak genggam dengan ukuran yang lebih kecil; pipisan, batu-batu penggiling beserta landasannya; alat-alat dari tanduk dan tulang binatang; mata panah dari batu dan juga flake.

Hasil Kebudayaan Zaman Mesolitikum

Adapun hasil-hasil kebudayaan yang ditinggalkan manusia purba pada zaman batu pertengahan adalah sebagai berikut.
  1. Peradaban abris sous roche (abris = tinggal, sous = dalam, roche = gua), yaitu peradaban ketika manusia purba menjadikan gua-gua sebagai tempat tinggal. Hasil kebudayaannya adalah Kebudayaan Sampung Bone di Gua Lawa, dekat Sampung Ponorogo, Jawa Timur, berupa tulang manusia jenis Papua Melanesoid, flakes, alat-alat dari tulang, dan tanduk rusa yang ditemukan pada 1928–1931 oleh van Stein Callenfels dan Kebudayaan Toala di Lamoncong, Sulawesi Selatan. Hasil kebudayaan ini adalah lukisan yang terdapat di dinding gua, seperti lukisan manusia, cap tangan, dan binatang yang ditemukan di Gua Raha, Pulau Muna, Sulawesi Tenggara, dan Danau Sentani Papua.
  2. Manusia purba yang tinggal di sepanjang pantai pada zaman Mesolithikum telah memiliki kemampuan membuat rumah panggung sederhana. Kehidupan manusia purba ini menghasil kan tumpukan sampah berupa kulit siput dan kerang di bawah rumah mereka yang disebut kjokken moddinger (kjokken = dapur, moddinger = sampah). Sampah dapur ini banyak ditemukan di daerah pantai timur Sumatra antara Langsa sampai Medan.
  3. Peninggalan berupa kapak Sumatra dan kapak pendek di Indonesia sama dengan peninggalan kebudayaan yang ditemukan di Pegunungan Bacson dan daerah Hoabinh, Tonkin,Yunan Selatan. Par ahli menyimpulkan bahwa di Tonkin terdapat pusat kebudayaan pra-aksara Asia Tenggara yang kemudian diberi nama Kebudayaan Bacson-Hoabinh.

Baca juga: Pembabakan Zaman Pra Aksara
Mungkin Anda Suka
Buka Komentar
Tutup Komentar