--> Skip to main content

Perubahan Makna Asosiasi Beserta contohnya

Contoh Perubahan Makna Asosiasi dalam Bahasa Indonesia' Beberapa contoh perubahan makna dari jenis pergeseran makna telah ditunjukkan dalam beberapa artikel sebelumnya. Artikel-artikel itu termasuk contoh-contoh perubahan makna perbaikan, contoh-contoh perubahan makna ibadah, dan contoh-contoh perubahan makna sinestesia. Artikel ini juga akan menunjukkan contoh-contoh perubahan makna dari satu jenis pergeseran makna, yaitu makna asosiasi.

Makna asosiasi merupakan sebuah ungkapan yang dijadikan perumpamaan ungkapan lain karena ungkapan tersebut mempunyai kemiripan sifat dengan ungkapan yang diperumpamakannya. Adapun beberapa contoh perubahan makna asosiasi yang dimaksud adalah sebagai berikut!

1. Benalu

Contoh kata yang dapat mengalami proses asosiasi yang terakhir adalah kata benalu. Makna asli kata ini adalah nama suatu tumbuhan yang menempel dan mengisap saripati tumbuhan inangnya. Setelah diasosiasi, kata ini pun mempunyai makna yang baru, yaitu pengganggu. Adapun faktor yang membuat kata benalu diasosiasikan pengganggu adalah karena kedua kata ini sama-sama mempunyai sifat yang sama, yaitu sama-sama mengganggu dan merugikan lingkungan sekitarnya. Seperti pada contoh-contoh sebelumnya, contoh ini juga akan menampilkan contoh lagi yang berupa dua buah kalimat yang mengandung kata benalu, baik yang sebelum diasosiasi mau pun setelah diasosiasi. Contoh-contoh tersebut adalah:

  • Benalu itu telah mengisap saripati pohon yang dihinggapinya. (sebelum mengalami perubahan makna asosiasi)
  • Aku tidak menduga bahwa selama ini dia telah menjadi benalu diantara aku dan sahabat-sahabatku. (setelah mengalami perubahan makna asosiasi)


2. Kursi

Kata selanjutnya yang dapat mengalami perubahan makna asosiasi adalah kata kursi. Sebagaimana yang kita tahu, bahwa kata ini mempunyai makna asli sebuah tempat untuk duduk. Namun, setelah diasosiasi, kata kursi pun mempunyai makna baru, yaitu jabatan. Adapun sebab pengasosiasian kursi dengan jabatan adalah karena jabatan mempunyai sifat yang sama dengan kursi, yaitu sama-sama bisa diduduki oleh siapa pun.

Seperti halnya pada contoh pertama, pada contoh ini juga akan menampilkan beberapa contoh lagi berupa kalimat yang mengandung kata kursi, baik itu sebelum diasosiasikan maupun sesudah diasosiasikan. Adapun contoh-contoh tersebut adalah:

  • Adik tengah duduk di kursi ruang tenga. (sebelum mengalami perubahan makna asosiasi)
  • Para pejabat masih saja berbeut kursi di pemerintahan. (setelah mengalami perubahan makna asosiasi)

3. Amplop

Sebagaimana kita tahu, bahwa kata ini diartikan sebagai alat untuk menyimpan surat ataupun uang yang hendak dikirim. Namun, setelah makna kata ini mengalami perubahan asosiasi, maka kata ini pun mempunyai makna baru, yaitu uang sogokan. Adapun penyebab dijadikannya amplop sebagai asosiasi dari uang sogokan adalah karena uang sogokan seringkali diberikan dalam sebuah amplop. Untuk lebih memahami perubahan makna asosiasi ini, berikut ditampilkan dua contoh kalimat yang menandakan proses perubahan asosiasi tersebut.

  • Surat itu telah dia masukkan ke dalam amplop. (kata amplop pada kalimat ini masih belum mengalami perubahan makna asosiasi)
  • Pejabat itu ditangkap polisi karena telah terbukti menerima amplop dari pejabat lain. (kata amplop pada kalimat ini sudah mengalami perubahan makna asosiasi)


Demikianlah beberapa contoh perubahan makna asosiasi dalam bahasa Indonesia. Jika pembaca ingin mengetahui beberapa contoh makna kata asosiasi lainnya, pembaca bisa membuka artikel contoh makna asosiasi, serta artikel contoh makna sinestesia dan asosiasi. Semoga bermanfaat dan mampu menambah wawasan bagi para pembaca sekalian, baik itu mengenai makna asosiasi mau pun bahasa Indonesia. Terima kasih.
Mungkin Anda Suka
Buka Komentar
Tutup Komentar