--> Skip to main content

Pengertian Talibun, Ciri Ciri dan Struktur Talibun

Talibun – Pengertian, Ciri, dan Strukturnya. Beberapa jenis pantun berdasarkan bentuknya telah dibahas dalam artikel sebelumnya. Artikel-artikel yang membahas beberapa jenis pantun termasuk hookah dan contoh dalam bahasa Indonesia, dan karmina. Artikel ini juga akan membahas salah satu dari jenis-jenis ini, yaitu Talibun. Dalam artikel ini, talibun akan dibahas mulai dari pemahaman, karakteristik, hingga struktur. Untuk informasi lebih lanjut, silakan baca di bawah ini!


Ciri Talibun
Masih menurut laman Wikipedia, talibun dikatakan mempunyai sejumlah ciri, yaitu:



  1. Setiap bait pada talibun dapat menceritakan suatu hal secara keseluruhan.
  2. Menggunakan gaya puisi lain–seperti syair–dalam proses pembuatan talibun.
  3. Mempunyai gaya bahasa yang luas dan dipahami pembaca.
  4. Berfungsi untuk menyampaikan sebuah perkara atau tema yang telah dibahas sebelumnya.
  5. Merupakan abahsan penting dalam pengkaryaan cerita pelipur lara.
  6. Merupakan sejenis puisi bebas.
  7. Mengandung beberapa baris yang ditampilkan secara rangkap dan berisi penjelasan suatu hal.
  8. Isinya merupakan beberapa tema yang telah disebutkan sebelumnya, di mana tema tersebut dijelaskan secara rinci.

Pengertian Talibun
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, talibun diartikan sebagai bentuk puisi lama dalam sastra Indonesia lama (Melayu) dengan lebih dari 4 baris. Biasanya talibun terdiri dari 6, 8, 10, atau 12 baris. Sama seperti karakteristik sajak pada umumnya, talibun juga memiliki pola sajak akhir. Menurut halaman Wikipedia, tema-tema yang terkandung dalam talibun biasanya terdiri dari kebesaran / kebesaran tempat, keajaiban benda, keajaiban dan keindahan seseorang, perilaku dan sikap manusia, perlakuan masa lalu, dan peristiwa perang masa lalu.


Struktur Talibun
Seperti pantun lainnya, talibun juga terdiri atas sampiran dan isi, serta mempunyai rima akhir yang terpola. Hanya saja, jumlah sampiran dan isi pada talibun sangat tergantung dari jumlah baris pada talibun tersebut. Misalnya, jika jumlah baris talibun ada 6 buah, maka 3 bait awal akan menjadi sampiran, dan 3 sisanya menjadi isi. Begitu pun jika jumlah barisnya ada 8, 10, atau 12 buah. Pola rima pun juga sangat tergantung dari jumlah baris sebuah talibun. Misalnya, jika talibun berjumlah 6 baris, maka pola rima akhirnya adalah a-b-c-a-b-c. Atau, jika jumlah baris talibun adalah 8 baris, maka pola rima akhirnya adalah a-b-c-d-a-b-c-d. Agar pembaca lebih paham, berikut beberapa contoh talibun yang dilengkapi dengan strukturnya.


Talibun 8 Baris
Mentari kini tengah berseri→ sampiran; berima akhir -i (a).
Begitu terang sangat sinarnya→ sampiran; berima akhir -nya (b).
Membuat silau di ini pandang→ sampiran; berima akhir -ang (c).
Membuat mata sedikit merah→ sampiran; berima akhir -ah (d).
Pak Tua memang sangatlah sakti→ isi; berima akhir -i (a).
Pohon pun dapat ditumbangkannya→ isi; berima akhir -nya (b).
Dengan kakinya pohon pun tumbang→ isi; berima akhir -ang (c).
Tumbang tersungkur jatuh ke tanah→ isi; berima akhir -ah (d).

Talibun 6 baris
Langit biru pun kian kelabu→ sampiran, berima akhir -u (a).
Pertanda badai pun akan tiba→ sampiran, berima akhir -a (b).
Membuat hati ini ‘tak tenang→ sampiran, berima akhir -ang (c).
Paras wajahmu yang ayu itu→ isi, berima akhir -u (a).
Membuat aku makin terpana→ isi, berima akhir -a (b).
Hingga di angan terbayang-bayang→ isi, berima akhir -ang (c).


Demikianlah pembahasan mengenai talibun, mulai dari pengertian, ciri, hingga strukturnya. Untuk mengetahui bebara contoh talibun dan puisi lama lainnya, pembaca bisa membuka artikel contoh pantun talibun, contoh pantun karmina, dan contoh puisi lama syair. Semoga bermanfaat untuk pembaca sekalian. Terima kasih.
Mungkin Anda Suka
Buka Komentar
Tutup Komentar