--> Skip to main content

Pengertian Puisi Himne dan Contohnya

Pengertian Puisi Himne dan Contohnya. Beberapa contoh puisi telah ditunjukkan sebelumnya. Contohnya termasuk contoh puisi pendek, contoh puisi 3 ayat tentang Ibu, dan contoh puisi 3 ayat tentang teman. Kali ini, kami juga akan menunjukkan beberapa contoh puitis lain dari jenis puisi tertentu, di mana jenis puisi itu adalah sebuah nyanyian. Puisi itu adalah puisi yang berisi pujian kepada Tuhan, tanah air, atau pahlawan. Nyanyian itu sendiri termasuk dalam salah satu dari berbagai puisi baru berdasarkan isinya, di samping contoh-contoh puisi epigram dan contoh-contoh puisi balada.



Adapun contoh puisi himne dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.

Contoh 1:
Dipenogoro³
Karya: Chairil Anwar

Di masa pembangunan ini
Tuan hidup kembali

Dan bara kagum menjadi api

Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan Banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati

MAJU

Ini barisan tak tak bergenderan-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.

Sekali berarti.
Sudah itu mati.

MAJU

Bagimu Negeri
Menyediakan api.

Punah di atas menghamba
Binasa ditindas ditinda

Sungguhpun dalam ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai

Maju.
Serbu.
Serang.
Terjang.

Februari, 1943

³Chairil Anwar, “Dipenogoro”, Kakilangit (Horison), April 2016, hlm 3.

Contoh 2:
Adaku Tiada¹
Karya: Candra Malik

Allah, aku kesepian.
Dalam sendiriku, yang ada Engkau saja,
Di mana aku, tak perlu lagi ditanya.
Di mana Engkau, tak usah lagi dijawab

Sepiku Sendiri-Mu, Sepi-Mu sendiriku.

Allah, aku sunyi.
Dalam diamku, tiada ucapan selain Nama-Mu.
Tak ada yang sentuh heningku, jangkau Sepi-Mu.
Aku dalam selaput Rahasia Dikau.

Allah, aku sedih.
Dalam pedihku, perpisahan kuratapi.
Dalam perihku, perjumpaan kudambai.
Duka ini abadi, luka ini semakin jadi.

Kurindu rindu-Mu, kucinta Cinta-Mu.

Allah, aku binasa.
Daku tiada ada selain sirna.
Diriku lenyap, Diri-Mu senyap.
Musnah sudah segala wajah.

Maha Agung Engkau Paduka,
Zat Yang Awal Kekal Ada.

Solo, 22 Januari 2009.

¹Candra Malik, Asal Muasal Pelukan, (Yogyakarta, Bentang Pustaka:2016), hlm 84-85.

Contoh 3:
Tak Pernah Pergi²
Karya: Candra Malik

Hanya namamu kupanggil.
Cinta dan Rindu menggigil.
Engkau adlah jiwa itu sendiri,
engkau bagiku badan ruhani.

Segala yang t’lah kuserahkan,
menjelma sebagai kesunyian.
Darimu aku belajar tentang sepi,
darimu aku belajar menyendiri.

Derita dan bahagia adalah kini,
terasa sama saja di dalam hati.
Hidup adalah tentang sekarang,
tentang datang, tentang pulang.

Engkau t’lah menanam dasar,.
Biarlah ini yang kugenggam tegar.
Engkau tak pernah pergi,
selalu hadir dengan wujud suci.

Bagiku tiada yang tiba-tiba,
dan bagiku Dia Maha Seketika.
Perjalanan adalah pengasuhan,
dan engkau adalah pengalaman

Surabaya, 2013

²Ibid, hlm 105-106.


Demikianlah beberapa contoh puisi nyanyian pujian dalam bahasa Indonesia yang dapat ditampilkan dalam artikel ini. Jika pembaca ingin mengetahui contoh dan jenis puisi lainnya, pembaca dapat membuka artikel berikut, yang merupakan contoh puisi lama, contoh puisi Seloka lama, contoh puisi mantra lama, contoh puisi kata supra kontemporer, contoh kontemporer dari puisi mbeling, contoh-contoh tipografi puisi kontemporer, contoh-contoh puisi kontemporer multibahasa, jenis-jenis puisi lama, jenis-jenis puisi baru, dan berbagai puisi baru berdasarkan bentuknya. Untuk diskusi ini, langsung saja ke sini. Semoga bermanfaat dan mampu menambah wawasan bagi semua pembaca, baik di ranah puisi khususnya, maupun di Indonesia pada umumnya. Itu saja dan terima kasih.
Mungkin Anda Suka
Buka Komentar
Tutup Komentar