--> Skip to main content

Pengertian Paragraf Ekspositoris, Ciri-Ciri dan Polanya

Pengertian Paragraf Ekspositoris, Ciri-Ciri dan Polanya. Ada berbagai jenis paragraf. Paragraf naratif, deskripsi paragraf, argumen paragraf, paragraf induktif, paragraf deduktif, dan paragraf campuran adalah beberapa di antaranya. Artikel ini juga akan membahas satu jenis paragraf, di mana jenis paragrafnya adalah paragraf ekspositori. Paragraf ini akan dijelaskan mulai dari pemahaman, karakteristik, hingga pola yang digunakannya. Untuk informasi lebih lanjut, lihat penjelasan di bawah ini.





Ciri-Ciri Paragraf Ekspositoris

Setiap paragraf mempunyai cirinya sendiri, begitu pun dengan paragraf ekspositoris. Adapun ciri-ciri yang terdapay pada paragraf ekspositris adalah sebagai berikut:

  1. Terdapat sejumlah data dan fakta yang mendukung penjelasan objek tersebut.
  2. Mengandung unsur persuasi atau ajakan, meskipun kadarnya lebih sedikit dibanding contoh kalimat dan paragraf persuasi.
  3. Terdapat upaya untuk menjelaskan suatu topik atau objek yang bertujuan untuk memberi wawasan atau informasi.

Pengertian Paragraf Ekspositoris

Berdasarkan referensi dari berbagai sumber, dapat dilihat bahwa paragraf ekspositori adalah paragraf yang menjelaskan salah satu elemen yang melekat pada suatu objek dengan tujuan menambah wawasan bagi pembaca. Objek disampaikan melalui tahapan atau bagian dari objek. Ini hampir mirip dengan cara di mana esai eksposisi dan teks prosedural disajikan dalam bahasa Indonesia.

Pola Paragraf Ekspositoris

Dalam penulisannya, paragraf ekspositoris bisa ditulis dengan sejumlah pola. Berikut ini terdapat beberapa pola penulisan paragraf ekspositoris yang diambil dari berbagai sumber.

1. Pola Pengembangan Proses

Pola ini mirip dengan pola teks prosedur, di mana pola ini berisi proses terjadinya suatu hal atau pembentukan suatu hal.

Contoh : 



Seekor kupu-kupu tak akan langsung menjadi kupu-kupu begitu saja. Perlu sejumlah proses yang tida singkat agara seekor kupu-kupu bersayap indah hadir di dunia. Pertama, seekor kupu-kupu akan menjadi seekor ulat terlebih dahulu setelah dia menetas dari telurnya. Selang beberapa waktu, ulat tersebut akan membentuk kepompong dan akan bersemayam dalam waktu lama di dalamnya. Setelah tiba waktunya, seekor kupu-kupu pun akan muncul dari kepompongnya.


2. Pola Ilustrasi

Pola ini berisi ilustrasi yang menceritakan suatu hal yang hendak dibahas. Biasanya, ilsutrasi yang digunakan adalah ilustrasi yang ada di sekitar atau yang ada di dalam kehidupan sehari-hari.

Contoh :

Memaksakan tubuh berolahraga di luar batas kemampuan bagaikan menggunakan peralatan elektronik secara berlebihan. Jika sebuah benda elektronik digunakan melampaui kapasitasnya, maka benda elektronik tersebut akan rusak, dan tidak menutup kemungkinan benda elektronik tersebut tidak bisa digunakan lagi. Begitu pula dengan berolahraga. Bila olahraga yang dilakukan terlalu berat atau melampaui kemampuan tubuh, maka tubuh justru akan sakit dan dapat mengakibatkan kematian.

3. Pola Sebab-Akibat

Pola ini mirip dengan pola paragraf sebab akibat, di mana sebab berperan sebagai gagasan utama, dan akibat berperan sebagai pengembangannya. seperti halnya paragraf sebab akibat, pola ini juga bisa dibalik, dimana akibat menjadi gagasan utama dan sebab menjadi pengembangannya.

Contoh : 

Menyantap mi instan yang dicampur dengan nasi putih sangatlah berbahaya bagi kesehatan tubuh. Menurut sebuah sumber, mi instan dan nasi putih mengandung jenis karbohidrat sederhana yang hanya dapat mebuat perut kenyang dalam waktu sebentar saja. Setelah efek kenyang yang dihasilkan keduanya hilang dari perut, rasa lapar pun akan muncul kembali dan mendorong kita untuk menyantap lebih banyak lagi makanan. Jika tidak dikendalikan, maka hal tersebut akan menimbulkan obesitas yang memicu penyakit lain seperti diabetes. Oleh karenanya, kebiasaan menyantap mi instan dicampur nasi putih mesti dikurangi sedini mungkin.

Demikianlah pembahasan mengenai paragraf ekspositori. Semoga bemanfaat.
Mungkin Anda Suka
Buka Komentar
Tutup Komentar