--> Skip to main content

Kisah Unik Dari Penerima Nobel Sastra Dunia

Apa yang anda idam-idamkan dalam hidup anda? Menikah, punya anak? Atau bekerja, dan menjadi sukses, punya rumah sendiri, punya moge (Motor Gede), mobil mewah, pacar ganteng/cantik, terkenal, jadi trend di sosmed (Hati-hati lho berbicara di sosmed, kalau ga pake aturan bisa-bisa dibawa ke Mabes) hehe... atau anda sudah puas dengan pencapaian anda saat ini? Jangan dong.. orang itu harus terus bermimpi dan bermimpi untuk sukses dan mencapai pencapaian tertinggi dalam hidupnya, jangan puas dengan kondisi saat ini, apalagi kalau kondisi kita saat ini masih biasa-biasa saja. Intinya semua orang pasti mempunyai tujuan atau cita-cita dalam hidupnya bukan? Tidak terkecuali bagi para insan sastra. Mendapat Nobel di bidang Sastra merupakan pencapaian tertinggi bagi para insan sastra di seluruh dunia. Selain itu bagi mereka yang mendapat Nobel tersebut tidak hanya dinilai dari kualitas dan tata penulisannya saja, tapi juga dilihat seberapa besar pengaruh tulisan tersebut, baik bagi dunia sastra maupun sistem sosial, budaya, bahkan politik pada masanya. Wah.. berat juga ya?
Orang-orang yang medapat Nobel bidang sastra ini tentunya rata-rata memiliki kepribadian dan kehidupan yang unik, tidak biasa dengan orang kebanyakan. Harus ada sesuatu yang tidak biasa untuk mendapatkan sesuatu yang luar biasa, begitu kalo saya bilang mah, setuju ga ? Ada beberapa fakta unik tentang penerima model bidang sastra ini, dan berikut adalah gambaran kecil bagi pembaca yang mungkin akan menambah pengetahuan kita. Seperti apa sih orang-orang yang mendapat Nobel itu? Cekidot..


Kisah Unik Dari Penerima Nobel Sastra Dunia

Yang pertama adalah Rabindranath Tagore, katanya sih dia sangat terkenal di bidang sastra, tidak ada orang India yang tidak mengenalnya. Siapa sih dia, kok kayaknya segitu banget? Tagore merupakan orang Asia pertama yang mendapat anugerah Nobel dalam bidang sastra (1913). Memiliki pengaruh yang sangat luar biasa, tidak hanya di India saja, tapi juga meluas hingga ke Eropa. Banyak karya-karya sastra beliau diterjemahkan dalam berbagai bahasa. Terus apa yang unik? percaya atau tidak, nama Rabindranath Tagore ternyata diabadikan di salah satu ruas jalan di kota Surakarta. Pandangan Tagore soal pendidikan ternyata mempengaruhi sejumlah tokoh nasional, salah satunya adalah Ki Hajar Dewantara. oooo... gitu...

Lanjut kita lalu berkenalan dengan Sir Winston Leonard Spencer Churchill. Kalau mendengar namanya sepertinya sangat familiar di telinga kita ya gan, ya iya lah, dia kan salah satu penerima nobel bidang sastra yang paling kontroversial. Mantan Perdana Menteri di era Perang Dunia kedua ini dianugerahkan Hadiah Nobel dalam penulisan untuk kepakarannya dalam penulisan riwayat dan sejarah dan juga kepintarannya berucap dalam mempertahankan nilai kemanusiaan yang tinggi pada tahun 1953. Padahal dialah sang arsitek pendaratan dan penyerangan Gallipoli di Dardanella waktu Perang Dunia Pertama yang menewaskan hampir seperempat juta nyawa prajurit dan si mbah Churchill ini sangat menentang kemerdekaan India ketika masih dijajah Inggris. Namun berkat Perangnya, itu akhirnya membuat namanya melambung tinggi, hingga tulisannya itu diganjar Hadiah Nobel.

Ada lagi nih gan salah satu penulis paling jenius yang pernah lahir pada abad ke-20. E..e.. siapa dia? dia adalah Ernest Miller Hemingway. Karya tulisnya yang paling fenomenal adalah trilogi besar yang terdiri dari The Sea When Young, The Sea When Absent dan The Sea in Being (terbit pada 1952 dengan judul The Old Man and the Sea). Untuk salah satu trilogi-nya ini, The Old Man and The Sea, sukses besar dan meraih Penghargaan Pulitzer di Amerika tahun 1953 dan Nobel di bidang sastra tahun 1954. Wah, hebat ya si om yang satu ini? Tetapi itu semua bertolak belakang dengan kisah hidupnya, yang paling dikenang adalah kesialan yang selalu menderanya. Lihat saja, dia pernah mengalami dua kecelakaan pesawat secara berturutan dan luka-lukanya sangat serius; bahu kanannya, lengan dan kaki kirinya keselo, ia mengalami gegar otak yang parah, untuk sementara waktu kehilangan daya penglihatan mata kirinya dan daya pendengarannya di telinga kiri, mengalami kelumpuhan sphincter, tulang belakang, yang remuk, liver, spleen dan ginjal, dan yang robek, serta mengalami luka bakar pada tingkat pertama di wajah, kedua lengan dan kakinya. Belum habis kesialannya sampai disitu, Ia mengalami luka parah sebulan kemudian dalam sebuah kecelakaan kebakaran semak, yang membuat ia mengalami luka bakar pada tingkat kedua pada kedua kakinya, dada, bibir, tangan kiri dan bagian atas lengan kanannya. Akhirnya pada tanggal 2 Juli 1961 terjadi kejadian tragis, dia mengakhiri hidupnya dengan menyarangkan timah panas di kepalanya sendiri. Usut punya usut ternyata ayahnya pun mengakhiri hidupnya dengan cara yang sama. ckckck...

Cukup-cukup, cukup kita membahas tentang kesialan dan akhir yang tragis, ganti topik saja ke orang yang menolak hadiah Nobel. Lhoo.. ini kok malah ditolak to mbah,,, bukannya menerima nobel itu merupakan pencapaian tertinggi seseorang, dan pastinya sangat di idam-idamkan? ini kok malah ditolak. Ya.. itulah yang terjadi pada Jean-Paul Sartre, dia menolak hadiah Nobel tahun 1964. Ya udah lah, belum mau kali yaa.. Berbeda dengan Samuel Barclay Beckett, penulis Waiting for Godot ini tidak menolak hadiah nobel itu, tetapi...... (kok ada tapinya?)tetapi ia tidak mau menghadiri upacaranya di tahun 1969. Ia juga menolak membuat pidato. Karya Menunggu Godot (Waiting for Godot) dinilai layak mendapat Nobel karena dianggap sebagai lakon yang sangat religius: pengharapan yang tidak pernah punah. Ada yang saya pikir luar biasa dari oom Samuel ini, di memerintahkan  kepada sekretarisnya agar ia mengirim sederetan nama-nama teman-teman seniman lengkap dengan nomor rekening mereka. Buat apa ? apa mau di transferinuang semua itu rekening? E.. ternyata benar. Seluruh jumlah hadiah itu dibagi-bagikan kepada teman-tamannya, dan dia tidak menerima sepeserpu. Wah... ga sayang tuh om...

Penerima Nobel sastra selanjutnya adalah Boris Leonidovich Pasternak. Dulu Pasternak pernah mencoba masuk dinas militer dan ditolak karena kakinya panjang sebelah. Siapa di?. Dia adalah seorang penyair dan penulis besar berkebangsaan Rusia, Karya novel epiknya yang sangat terkenal, Dr. Zhivago adalah gambaran sebuah tragedi yang peristiwanya terjadi di seputar masa terakhir Kekaisaran Rusia dan hari-hari awal Uni Soviet. Pada Oktober 1958, Pasternak dianugerahi Hadiah Nobel dalam Sastra, "untuk pencapaian pentingnya dalam puisi lirik kontemporer dan di bidang tradisi epik Rusia." Pemerintah Uni Soviet, yang sangat tidak senang dengan penggambaran kehidupan yang keras di bawah komunisme dalam tulisannya, memaksanya menolak Penghargaan tersebut dan mengeluarkannya dari Persatuan Penulis Uni Soviet. Walaupun tak dikirim ke pembuangan atau penahanan, semua terbitan terjemahannya tertunda hingga membuat dirinya jatuh kismin. 
Mungkin Anda Suka
Buka Komentar
Tutup Komentar