--> Skip to main content

Gejala Alam di Indonesia Dan Dunia

Kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari alam. Alam menyediakan berbagai macam kebutuhan manusia. Manusia membutuhkan sawah untuk bercocok tanam. Manusia juga memerlukan air sungai untuk mengairi sawah. Manusia membutuhkan kayu di hutan sebagai bahan membuat meja, kursi, almari, atau lainnya. Begitu banyak manfaat alam bagi manusia. Maka dari itu, kelestarian alam menjadi tanggung jawab seluruh umat manusia.

Jika alam rusak, maka manusia akan kesulitan mencukupi kebutuhannya. Selain memberikan manfaat, alam juga dapat mendatangkan bencana bagi manusia. Terdapat berbagai macam peristiwa alam yang dapat membahayakan manusia. Peristiwa tersebut dinamakan bencana alam. 

Lalu apa beda bencana alam dengan gejala alam? Gejala alam adalah peristiwa yang disebabkan oleh alam. Banyak gejala alam yang terjadi di sekitar kita. Kita tentunya pernah membaca atau melihat berita mengenai banjir, gunung meletus, ataupun gempa bumi. Peristiwa-peristiwa tersebut merupakan gejala alam.  Bencana alam merupakan gejala alam yang mendatangkan kerugian bagi manusia. Bencana alam mampu menghancurkan harta benda manusia. Bahkan, bencana alam yang terjadi dapat merenggut nyawa manusia. Dalam tsunami yang terjadi di Nanggroe Aceh Darussalam tanggal 26 Desember 2004, ratusan ribu orang meninggal dunia.

Terdapat 2 faktor yang memengaruhi gejala alam, yaitu keadaan alam dan perilaku manusia. Gejala alam yang dipengaruhi keadaan alam antara lain gempa bumi, gunung meletus, tanah longsor, banjir, dan angin topan. Adapun gejala alam yang terjadi akibat perilaku manusia adalah banjir dan tanah longsor. Gejala alam yang terjadi di Indonesia juga terjadi di negara-negara tetangga. Mengapa demikian? Karena kenampakan alam negara-negara tetangga hampir sama dengan kenampakan alam di Indonesia. Misalnya, gempa bumi dan letusan gunung berapi juga dialami Filipina. Bencana tsunami pernah dialami Thailand. Banjir juga sering melanda Vietnam, Kamboja, dan Laos. 
Berikut ini akan diuraikan macam-macam gajala alam yang terjadi di sekitar kita. 

1. Gempa Bumi
Wilayah Asia Tenggara terletak di antara pertemuan 3 lempeng besar bumi, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik. Pergerakan lempeng bumi tersebut dapat mengakibatkan gempa bumi. Indonesia juga sering mengalami gempa bumi. Gempa bumi adalah getaran yang terjadi di permukaan bumi. Sebenarnya, gempa terjadi setiap hari di bumi. Lalu kenapa kita tidak merasakan tiap hari? Kebanyakan gempa terjadi dengan kekuatan kecil dan tidak menyebabkan kerusakan. Gempa bumi dengan kekuatan besar dapat menyebabkan kerugian bagi manusia. Gejala alam tersebut mampu merobohkan berbagai macam bangunan. Reruntuhan bangunan inilah yang kemudian dapat menimbulkan korban jiwa. 

Kekuatan gempa bumi dapat diukur dengan Pengukur Richter. Berdasarkan Pengukur Richter, gempa bumi dikelompokkan menjadi 9 ukuran. Ukuran tersebut dimulai dari skala 1 sampai 9. Skala ini disebut Skala Richter (SR). Makin besar skalanya, berarti makin besar kekuatan gempa bumi tersebut. Kekuatan gempa juga dapat diukur dengan Skala Mercalli. Ukuran Skala Mercalli dimulai dari skala 1 sampai 12. Namun ukuran ini jarang digunakan saat ini. Alat yang digunakan untuk mengukur kekuatan gempa bumi adalah seismograf.
Gempa bumi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu gempa tektonik dan gempa vulkanik. Gempa bumi vulkanik adalah gempa bumi yang terjadi saat akan terjadi letusan gunung api. Gempa bumi vulkanik disebabkan oleh pergerakan magma ke atas di dalam gunung berapi. Magma yang bergerak ke atas, akan memecah batuan yang mengakibatkan getaran berkepanjangan. Getaran ini dirasakan hingga ke permukaan bumi Gempa bumi tektonik adalah gempa bumi yang disebabkan oleh pergerakan lempeng bumi. Lempeng bumi selalu bergerak sepanjang waktu. Lempeng bumi berhimpitan satu sama lain. Gesekan antar tepian lempeng inilah yang mengakibatkan gempa bumi. Titik gempa bumi tektonik biasanya berada di dasar laut. Getaran gempa tersebut dirasakan hingga ke daratan. Titik pusat gempa ini disebut episentrum.

Pada saat terjadi gempa bumi di Yogyakarta, episentrumnya terdapat di Samudra Hindia. Gempa berkekuatan 6,3 SR tersebut terjadi pada tanggal 27 Mei 2006. Sebagian besar wilayah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kota Klaten di Jawa Tengah hancur. Sekitar 6.234 orang meninggal dan 300.000 keluarga kehilangan tempat tinggal. Gempa bumi yang terjadi di Sumatra Barat tanggal 6 Maret 2007 menewaskan 79 orang. Pada tanggal 26 Desember 2004, terjadi gempa bumi dahsyat di Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatra Utara. Gempa bumi tersebut diperkirakan berkekuatan 8,9 SR. Selain itu, gempa juga menimbulkan tsunami yang menewaskan lebih dari 150.000 orang.

Indonesia berada di wilayah yang menjadi pertemuan 3 lempeng bumi. Maka dari itu, wilayah Indonesia rentan akan bencana gempa bumi. Berkali- kali gempa bumi yang melanda wilayah di Indonesia menjadi pelajaran bagi kita untuk meningkatkan sistem keamanan dan penyelamatan.

2. Gunung Meletus
Wilayah Asia Tenggara juga dilalui 2 rangkaian pegunungan besar di dunia, yaitu Sirkum Mediterania dan Sirkum Pasifik. Pertemuan kedua rangkaian pegunungan tersebut adalah di Sibolga, arah Laut Banda. Di Indonesia, banyak wilayah yang terbentuk dari aktivitas vulkanik. Hal ini menyebabkan di negara kita sering terjadi letusan gunung berapi. Kita tentunya pernah mendengar berita tentang letusan gunung api.

Gunung yang dapat meletus adalah gunung yang masih aktif. Apa ciri-ciri gunung yang masih aktif? Ciri utamanya adalah puncak gunung tersebut mengeluarkan asap. Di Indonesia terdapat 400 gunung api. Sekitar 128 gunung tersebut merupakan gunung api aktif. Sebanyak 22 gunung api aktif terdapat di Pulau Jawa. Bahaya apa yang ditimbulkan oleh letusan gunung api? Bahaya utama dari letusan gunung adalah lontaran material, seperti abu vulkanik, batu, lahar, dan awan panas. Letusan gunung api membahayakan jiwa manusia. Beberapa peristiwa meletusnya gunung api membawa korban jiwa yang cukup banyak. Pada saat terjadi letusan Gunung Krakatau tahun 1883, sekitar 36.000 orang meninggal. Letusan Gunung Kelud tahun 1990 menyebabkan lebih dari 70 orang meninggal dunia.

Penduduk yang tinggal di sekitar gunung api hendaknya mewaspadai tanda-tanda gunung yang akan meletus. Naiknya suhu di sekitar gunung menjadi salah satu tanda gunung akan meletus. Pada saat suhu di sekitar gunung naik, maka banyak hewan yang turun ke lereng gunung. Selain melihat tanda-tanda alam, masyarakat juga dapat mengetahui perkembangan aktivitas gunung berapi dari informasi yang disampaikan pemerintah. Lembaga pemerintah yang mengurusi masalah kegunungapian adalah Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG).

3. Tsunami
Tsunami berasal dari bahasa Jepang yang berarti ombak besar di pelabuhan. Gelombang tersebut berawal di laut yang kemudian bergerak menuju pantai. Tsunami bisa menyebabkan kerusakan dan korban jiwa. Gelombang tsunami dapat mencapai ketinggian lebih dari 30 m. Kecepatannya dapat mencapai 725-800 km per jam dan mampu menempuh jarak ratusan kilometer. Tsunami dapat disebabkan oleh gempa di dasar laut maupun letusan gunung berapi. Tsunami yang terjadi di Nanggroe Aceh Darussalam disebabkan oleh gempa yang terjadi di dasar laut. Akibat tsunami tersebut, ratusan ribu orang meninggal. Tsunami ini juga melanda Thailand, Srilanka, dan India. Tsunami yang terjadi pada 17 Juli 2006 di Pangandaran, Jawa Barat juga disebabkan oleh gempa di dasar laut.


Tsunami yang disebabkan letusan gunung api pernah terjadi di Indonesia pada 26 Agustus 1883. Pada tahun tersebut, Gunung Krakatau mengeluarkan letusan mahadahsyat. Letusannya terasa hingga Brisbane di Australia dan abunya sampai ke Kepulauan Madagaskar di Afrika. Akibat letusan tersebut, terjadi tsunami setinggi lebih dari 40 m yang menghancurkan tiga per empat wilayah pulau gunung api tersebut. Sekitar 36.000 orang meninggal dalam bencana tersebut. Beberapa wilayah di Indonesia rawan terhadap tsunami, seperti Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Bengkulu, Lampung, sepanjang pesisir pantai di PuIau Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Tenggara, Balikpapan, Maluku, Biak, dan Fak-Fak. 

4. Banjir
Banjir dapat disebabkan oleh alam maupun perilaku manusia. Salah satu penyebab banjir adalah tingginya curah hujan di suatu wilayah. Curah hujan yang tinggi menyebabkan sungai tidak mampu menampung air. Akibatnya, air sungai meluap dan menggenangi daratan. Banjir dapat disebabkan oleh gelombang tsunami. Air laut yang mengalir ke daratan dalam jumlah besar menggenangi daratan. Air menggenang karena tanah tidak mampu menyerap dan air tidak dapat mengalir dengan lancar. Penyebab lain dari banjir adalah sungai dan selokan yang penuh sampah. Bila kita membuang sampah di sungai atau selokan, maka akan menyumbat aliran air. Pada saat musim hujan, air akan meluap dan mengalir ke darat. Contoh banjir yang diakibatkan oleh penumpukan sampah di sungai dan selokan terjadi di Jakarta pada tanggal 2 Februari 2007. Sungai yang penuh sampah menyebabkan air tidak dapat mengalir lancar. Pada saat musim hujan, air akan meluap ke darat. Pengrusakan hutan juga menjadi penyebab banjir. Penebangan liar menyebabkan hutan gundul. Akar pohon di hutan berguna untuk mengikat air. Apabila hutan rusak, maka tidak ada lagi sarana yang dapat digunakan untuk menahan air. Akibatnya, air akan terus mengalir yang bila dalam jumlah besar akan menyebabkan banjir. Banjir yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia seperti Sulawesi dan Kalimantan, disebabkan oleh kerusakan hutan. Perilaku manusia dalam memelihara alam menjadi faktor utama terjadinya banjir. Kebiasaan membuang sampah di selokan dan sungai serta menebang hutan sembarangan menjadi penyebabnya.

5. Tanah Longsor
Tanah longsor biasanya terjadi di daerah pegunungan. Makin curam kemiringan suatu daerah, maka makin besar kemungkinan terjadinya tanah longsor. Luncuran tanah pada saat terjadi tanah longsor dapat menimbun segala sesuatu yang ada di bawahnya. Tanah longsor disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya adalah kerusakan hutan. Hutan yang berada di lereng pegunungan berguna untuk mengikat tanah. Jika tidak ada pepohonan, maka tanah akan larut saat hujan. Bila hujan lebat, maka tanah di lereng pegunungan akan runtuh. Banjir juga dapat menghanyutkan tanah. Penyebab lain tanah longsor adalah gempa bumi. Gempa dengan kekuatan besar dapat meruntuhkan tanah. Beban bangunan di lereng-lereng pegunungan juga dapat mengakibatkan tanah longsor. Tanah longsor merugikan manusia. Longsoran tanah dapat menimbun bangunan, merusak jalan, dan bangunan lainnya. Tanah longsor tidak hanya merusak harta benda, tetapi juga membahayakan jiwa manusia. Tanah longsor yang terjadi di Leuwigajah, Jawa Barat tahun 2005 menyebabkan ratusan orang meninggal. Pada tanggal 26 Desember 2007, terjadi bencana tanha longsor di Ledoksari, Karanganyar, Jawa Tengah . Bencana tersebut menyebabkan 36 orang meninggal. Tanggal 15 Januari 2008, tanah longsor melanda Jayapura, Papua. Sekitar 11 orang meninggal dunia.

6. Angin
Gejala alam lain yang sering terjadi di Indonesia adalah angin. Terdapat beberapa angin terkenal di negara kita. Salah satunya adalah angin jatuh. Angin jatuh bersifat kering dan panas. Angin jatuh bertiup dari puncak gunung menuju lereng gunung. Angin jatuh dapat merusak tanaman. Beberapa angin jatuh di Indonesia antara lain angin bohorok di Sumatra Utara, angin brubu di Sulawesi Selatan dan Jawa Tengah, serta angin gending di Jawa Timur. Angin yang juga membahayakan manusia adalah angin topan. Angin ini bertiup kencang menerjang apa saja yang dilewati. Angin topan mampu merobohkan bangunan, pohon, dan merusak bangunan lain. Angin yang membawa akibat sama dengan angin topan adalah angin puting beliung. Angin yang gerakannya berputar ini menjadi salah satu pembawa bencana bagi manusia.

Angin topan juga pernah melanda beberapa negara di dunia. Terdapat 3 topan terburuk yang pernah melanda Bangladesh. Pada tanggal 12 November 1970, Topan Bhola menewaskan 500.000 orang. Tanggal 29 April 1991, Topan Gorky menewaskan sekitar 138.000 orang. Pada tanggal 15 November 2007, Bangladesh dilanda Topan Sidr. Diperkirakan lebih dari 3.000 orang meninggal dunia akibat angin topan ini. Sementara itu, tanggal 24 – 31 Agustus 2005 terjadi angin topan yang melanda wilayah tenggara Amerika Serikat. Angin topan tersebut bernama Katrina. Diperkirakan sekitar 1289 orang meninggal. Daerah yang mengalami kerusakan paling parah adalah Kota New Orleans.


Sumber Artikel: http://www.ipapedia.web.id/2015/03/gejala-alam-di-indonesia.html
Mungkin Anda Suka
Buka Komentar
Tutup Komentar